Bisnis.com, JAKARTA-PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk. memasang target konservatif pada tahun ini dengan pertumbuhan pendapatan sekitar 6% menjadi Rp640,25 miliar pada 2017. Namun, emiten perikanan ini berharap laba bersih tahun ini dapat pulih ke kisaran Rp11 miliar-Rp12 miliar mendekati capaian pada 2015.
Herman Sutjiamidjaja, Direktur Dharma Samudera Fishing Industries, mengatakan bahwa cuaca buruk dan sedikitnya kapal ikan besar yang beroperasi membuat pabrik pengolahan kekurangan bahan baku dan terbebani oleh kenaikan harga.
Kendati begitu, perseroan masih membukukan pertumbuhan pendapatan 8,38% menjadi Rp603,95 miliar. Namun, profitabilitas emiten berkode saham DSFI ini susut 57,53% menjadi Rp5,75 miliar pada 2016.
"Tahun ini tangkapan dari kapal tradisional cukup melimpah, walaupun kapal-kapal besar di Kalibaru, Bintan, dan Bali belum banyak beroperasi. Fasilitas angkutan kontainer di Indonesia Timur juga mulai ada," ucapnya, Selasa (18/4).
Selain pasokan bahan baku yang melimpah sehingga volume produksi naik, DSFI juga menikmati tren kenaikan harga produk perikanan. Misalnya, produk ikan lemadang, ikan patin, dan gurita.
Alhasil, pendapatan DSFI naik 6,19% menjadi Rp157,05 miliar pada kuartal I/2017 dengan raihan laba bersih sebesar Rp3,04 miliar.
"Target kami, laba bersih tahun ini Rp11 miliar-Rp12 miliar. Realisasi kuartal I/2017 sudah 25,7% dari target. Untuk revenue, targetnya naik 6,01% menjadi Rp640,25 miliar," ungkap Herman.
Lebih rinci, perusahaan perikanan ini menargetkan volume ekspor produk perikanan sebanyak 7.055 ton senilai US$46,47 juta atau setara Rp614,69 miliar dan penjualan lokal sebanyak 1.412 ton senilai Rp25,56 miliar.
Secara komposisi, sekitar 95% pendapatan DSFI bersumber dari penjualan ekspor dan hanya 5% dari penjualan domestik. Selain memperkuat pasar ekspor tradisional seperti Amerika Serikat, Eropa, Jepang, dan kawasan Asia, DSFI sedang berupaya untuk memperluas jaringan distribusi produk seafood ke Uni Emirat Arab, sebagai pintu masuk menuju Arab Saudi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
