Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Naik 12,42% Dalam Seminggu, Saham INAF Masuk UMA

Bursa Efek Indonesia mengumumkan terjadinya aktivitas perdagangan tidak wajar (unusual market activity/UMA) terhadap saham PT Indofarma (Persero) Tbk
Karyawan memeriksa obat yang diproduksi PT Indofarma Tbk. di Cibitung Bekasi, Jawa Barat./.Bisnis-Endang Muchtar
Karyawan memeriksa obat yang diproduksi PT Indofarma Tbk. di Cibitung Bekasi, Jawa Barat./.Bisnis-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA- Bursa Efek Indonesia mengumumkan terjadinya aktivitas perdagangan tidak wajar (unusual market activity/UMA) terhadap saham PT Indofarma (Persero) Tbk.

P.H. Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Eqy Essiqy dan Kepala Divisi Operasional Perdagangan BEI Eko Siswanto menginformasikan telah terjadi peningkatan harga saham INAF di luar kebiasaan.

Berdasarkan data Bloomberg, dalam periode 23-29 Maret 2017, harga saham INAF sudah naik 12,42% dari Rp3.300 menjadi Rp3.710 per saham. Pada sesi I perdagangan Kamis (30/3/2017), saham INAF sudah naik 1,62% atau 60 basis poin ke level Rp3.770 per saham.

"Sehubungan dengan terjadinya UMA atas saham INAF, Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini," tulisnya dalam keterangan resmi, Kamis (30/3/2017).

Untuk itu, BEI menyarankan investor untuk memperhatikan jawaban emiten atas permintaan konfirmasi Bursa, mencermati kinerja emiten dan keterbukaan informasinya, mengkaji kembali rencana corporate action emiten apapbila belum mendapatkan persetujuan RUPS, dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.

Pengumuman UMA, lanjutnya, tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.

Pada Selasa (28/3), INAF menyampaikan laporan keuangan tahun buku 2016 kepada otoritas Bursa. Pada 2016, total penjualan bersih mencapai Rp1,67 triliun, meningkat 3,25% dibandingkan Rp1,62 triliun pada periode 2015.

Dari sisi profitabilitas, emiten BUMN farmasi ini membukukan rugi bersih sebesar Rp17,36 miliar pada akhir tahun lalu. Capaian tersebut merosot dibandingkan pada periode 2015 yang masih menghasilkan laba bersih senilai Rp6,56 miliar.

Berdasarkan laporan tahunan, INAF menargetkan kenaikan penjualan sebesar 15% menjadi Rp1,9 triliun pada 2017 mengikuti tren kenaikan pasar obat generik.

Strategi yang akan dilakukan Perseroan antara lain, meningkatkan penjualan khususnya dari penjualan produk baru, peningkatan produktivitas, efisiensi beban operasional distribusi, peningkatan tingkat kolektabilitas dan kualitas piutang untuk mencapai laba Rp15 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper