Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas mengalami tren penguatan seiring dengan pelemahan dolar akibat penolakan kongres terhadap Rancangan Undang-undang (RUU) Kesehatan yang diusung Presiden Donald Trump.
Pada perdagangan Selasa (28/3) pukul 18:39 WIB, harga emas gold spot meningkat 0,71 poin atau 0,06% menjadi US$1.255,57 per troy ounce (Rp537.452,66 per gram). Ini merupakan level sejak pekan terakhir Februari 2017.
Dalam sepekan ini, harga emas berpotensi melanjutkan penguatan dengan perkiraan rentang harga US$1.245--US$1.265 per troy ounce. Dua agenda utama yang memengaruhinya ialah pengaktifan Pasal 50 dalam Perjanjian Lisbon tentang Uni Eropa pada Rabu (29/3) dan rilis data pertumbuhan domestik bruto (PDB) AS pada Kamis (30/3).
Pengaktifan Pasal 50 merupakan jalan bagi Inggris untuk memulai proses Brexit, setelah melakukan referendum pada 23 Juni 2016. Meskipun demikian, membutuhkan waktu dua tahun kemudian sampai Britania Raya benar-benar lepas dari Uni Eropa.
Adapun PDB AS periode kuartal IV/2016 kategori final diperkirakan meningkat menjadi 2% dari triwulan sebelumnya sebesar 1,9%. Data PDB AS dikeluarkan dalam tiga tahap setiap bulan, yakni advance (terdepan), preliminary (selanjutnya), dan final (akhir). Data PDB advance cenderung memiliki dampak yang paling besar.
Pukul 14.30 Wib, Spot Turun 5,40 Poin atau 0,43% ke Level US$1.250,20 per troy ounce
Pukul 13.12 Wib, Spot Turun 6,80 Poin atau 0,54% ke Level US$1.248,80 per troy ounce
Harga Jual Emas Antam Turun Rp2.000 di Level Rp550.600-590.000 per gram
Buyback Antam Turun Rp2.000 Menjadi Rp529.000/gram
Pukul 08.45 Wib, Spot Turun 6,90 Poin atau 0,55% ke Level US$1.248,70 per troy ounce