Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tambang Escondida Beroperasi, Harga Tembaga Sulit Tembus US$6.000

Harga tembaga diperkirakan sulit mengalami peningkatan untuk menembus level US$6.000 per ton seiring proyeksi bertumbuhnya suplai dari tambang terbesar di dunia.
Tembaga/Reuters
Tembaga/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA--Harga tembaga diperkirakan sulit mengalami peningkatan untuk menembus level US$6.000 per ton seiring proyeksi bertumbuhnya suplai dari tambang terbesar di dunia.

Pada penutupan perdagangan Jumat (24/3) di bursa London Metal Exchange (LME), harga tembaga turun 21 poin atau 0,36% menjadi US$5.804 per ton.

Sepanjang tahun berjalan, harga bertumbuh 4,85%. Pada 2016, harga tembaga menguat 17,65%.

Wahyu mengatakan, negosiasi BHP Billiton, sebagai pemilik mayoritas tambang Escondida di Chile, dengan serikat pekerja mulai mendapatkan titik temu. Artinya, tambang tembaga terbesar di dunia itu dapat kembali beroperasi.

"Ini akan memengaruhi proyeksi pasar terhadap suplai, sehingga memberikan tekanan terhadap harga," tuturnya kepada Bisnis.com, Minggu (26/3/2017).

Pada Kamis (23/3) waktu setempat, BHP Billiton dan serikat pekerja mencapai kesepakatan soal kontrak kerja, meskipun negosiasi pembahasan lanjutan akan dilakukan dalam 18 bulan mendatang atau 1 Juni 2018. Sekitar 2.500 pekerja yang mogok selama 43 hari berencana kembali mengoperasikan tambang pada Sabtu (25/3).

Escondida, yang juga memiliki partisipasi saham minoritas dari Rio Tinto, Mitsubishi Corp., dan perusahaan Jepang lainnya menghasilkan sekitar 1 juta ton tembaga pada 2016. Jumlah tersebut berkontribusi 5% terhadap total pasokan tembaga global.

Permasalahan antara perusahaan dan pekerja dimulai pada 31 Januari 2017. Saat itu, para pekerja menolak nilai upah baru dan melakukan aksi mogok selama lima hari. Kedua belah pihak kemudian meminta pemerintah Cile untuk melakukan mediasi.

Isu utama yang menjadi masalah ialah pemotongan bonus dari US$49.000 sesuai negosiasi empat tahun lalu, hingga kini hanya sejumlah US$12.000. Menurut BHP Billiton kompensasi ini cukup seimbang karena harga tembaga turun lebih 50% antara 2011-2016, yakni dari US$8.657 per ton menjadi US$4.871 per ton.

Menurut Wahyu, selain dari Escondida, pasar juga memantau proyeksi tambahan suplai dari tambang Grasberg di Papua, Indonesia. PT Freeport Indonesia (PTFI) kembali melakukan produksi setelah melakukan suspensi sejak 10 Februari 2017.

Kendati demikian, PTFI yang sudah mendapat jatah volume ekspor sebanyak 1,11 juta wet metric ton (WMT) konsentrat tembaga tidak bisa melakukan pengiriman ke luar negeri. Pasalnya, perusahaan belum mengubah status perizinan dari Kontrak Karya (KK) menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).

Berbeda dengan PTFI, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (PTAMNT) yang mendapat kuota ekspor sebesar 675.000 WMT konsentrat tembaga bersedia mengubah perizinan menjadi IUPK.

Meskipun ada tekanan sentimen dari sisi suplai, sambungnya, harga tembaga masih ditopang dari sisi permintaan, terutama proyeksi belanja infrastruktur di China dan Amerika Serikat.

Sebagai negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia, tingkat konsumsi tembaga China mencapai 46% dari total permintaan tembaga global. Sementara AS berada di peringkat selanjutnya dengan kontribusi 8% dari total penyerapan global. Logam tembaga terutama digunakan untuk bahan baku kabel listrik dan pipa saluran air.

Wahyu memprediksi harga akan berkonsolidasi di kisaran US$5.500-US$6.000 per ton sepanjang 2017. Harga masih berpeluang meningkat setelah adanya rebound tahun lalu.

"Tapi sejauh ini level US$6.000 masih menjadi level psikologis yang berat untuk dipertahankan," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper