Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Gagal Cetak Level Tertinggi Baru Sepanjang Masa

Di akhir sesi I, IHSG melemah 0,11% atau 6,25 poin ke level 5.557,51, setelah dibuka dengan kenaikan tipis 0,03% atau 1,87 poin di level 5.565,62.
Pengunjung berjalan di dekat logo PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta./.Bisnis-Dedi Gunawan
Pengunjung berjalan di dekat logo PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta./.Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG) terhenti pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Jumat (24/3/2017).

Di akhir sesi I, IHSG melemah 0,11% atau 6,25 poin ke level 5.557,51, setelah dibuka dengan kenaikan tipis 0,03% atau 1,87 poin di level 5.565,62.

Sepanjang perdagangan hari ini IHSG bergerak di kisaran 5.557,51 - 5.581,18.

Sebanyak 121 saham menguat, 164 saham melemah, dan 255 saham stagnan dari 540 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Empat dari sembilan indeks sektoral IHSG bergerak negatif dengan tekanan utama dari sektor pertanian (-0,88%) dan perdagangan (-0,58%).

Adapun, lima sektor lainnya bergerak positif dipimpin oleh sektor tambang (+0,46%) dan konsumen (+0,44%).

Di bursa regional, indeks FTSE Malay KLCI naik tipis 0,02%, indeks FTSE Straits Time Singapura menguat 0,18%, indeks SE Thailand turun tipis 0,07%, sedangkan indeks PSEi Filipina melandai 0,11%.

Menurut Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri, pergerakan IHSG terlihat lebih rawan profit taking setelah beberapa hari mengalami kenaikan sehingga pasar berhati-hati.

IHSG mencetak rekor penutupan tertinggi pada perdagangan kemarin setelah ditutup menguat 0,54% ke 5.563,76, level penutupan tertinggi baru setelah pada Selasa dan akhir pekan ini mencatatkan level penutupan tertinggi.

Menurutnya, kenaikan IHSG didukung oleh faktor pembagian dividen sejumlah emiten, pertemuan S&P dengan Menkeu, serta optimisme kenaikan rating Indonesia, sehingga menyebabkan aliran dana bergerak masuk.

Gerak pasar hari ini juga dipengaruhi oleh sentimen negatif dari Presiden AS Donald Trump terkait prospek kebijakan-kebijakannya.

“(Soal) review obamacare, kemungkinan di parlemen lancar diterima atau tidak. [Pasar] khawatir kebijakan Trump untuk belanja infrastruktur dan pajak akan menghadapi tantangan. Kemungkinan implementasi atas kebijakannya akan lambat,” papar Hans, saat dihubungi hari ini, Jumat (24/3/2017).

Di sisi lain, nilai tukar rupiah terpantau masih melemah tipis 0,01% atau 1 poin ke Rp13.326 per dolar AS pada pukul 11.13 WIB.

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah telah bergerak fluktuatif di kisaran 13.315-13.336.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper