Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sentimen Suplai Baru Bayangi Keinginan OPEC, WTI & Brent Turun Tajam

Harga minyak mentah berakhir turun lebih dari 1% pada perdagangan kemarin (Selasa, 21/3/2017), di tengah kekhawatiran pasar akan tingkat suplai baru yang membayangi diskusi terbaru OPEC atas kemungkinan memperpanjang upaya pemangkasan produksi.

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah berakhir turun lebih dari 1% pada perdagangan kemarin (Selasa, 21/3/2017), di tengah kekhawatiran pasar akan tingkat suplai baru yang membayangi diskusi terbaru OPEC atas kemungkinan memperpanjang upaya pemangkasan produksi.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak WTI kontrak Mei 2017 ditutup melemah 1,37% atau 0,67 poin ke US$48,24 per barel, setelah dibuka stagnan di posisi 48,91.

Adapun, patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak Mei 2017 berakhir merosot 1,28% atau 0,66 poin ke level US$50,96, setelah dibuka dengan kenaikan 0,15% atau 0,08 poin di posisi 51,70.

Organisasi negara penghasil minyak bumi (OPEC) dan sejumlah produsen lainnya mencapai kesepakatan pada 30 November untuk mengurangi produksi sebesar 1,8 juta bph selama enam bulan mulai dari Januari tahun ini.

Namun menurut riset Goldman Sachs, kesepakatan tersebut tanpa sengaja telah membantu adanya kenaikan terbesar dalam produksi. Proyek-proyek produksi baru dapat mendorong produksi sebesar jutaan barel per tahun dan menyebabkan kelebihan suplai pada beberapa tahun ke depan.

“Produsen minyak AS tidak akan tertahan. Untuk setiap barel yang dikurangi oleh Arab Saudi, sepertinya perusahaan-perusahaan eksplorasi dan produksi AS justru akan menambah dua barel,” ujar Kyle Cooper, konsultan untuk ION Energy di Houston.

Pasar minyak telah menurun meskipun kemarin terdapat indikasi bahwa para anggota OPEC semakin cenderung untuk memperpanjang upaya pemangkasan produksi dengan mencari dukungan dari produsen minyak non-OPEC, seperti Rusia.

“OPEC bertahan dengan rencana yang belum berhasil,” ujar Phil Davis, managing partner PSW Investments, seperti dikutip dari Reuters, seraya menyebutkan bahwa tidak ada pengajuan untuk jumlah penurunan produksi yang lebih besar maupun negara baru yang bergabung dalam upaya tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper