Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Wall Street berakhir turun tajam pada perdagangan Selasa (21/3/2017), di tengah kekhawatiran para investor bahwa Presiden AS Donald Trump akan berjuang untuk menerapkan janji pemotongan pajak yang mendorong pasar ke rekornya beberapa bulan terakhir.
Kegelisahan para investor pun mendalam menjelang pengambilan suara di bidang kesehatan.
Indeks Dow Jones Industrial Average dan indeks S&P 500 mencatatkan penurunan lebih dari 1% dalam performa harian terburuk sejak sebelum kemenangan Trump pada November.
Sementara itu, indeks finansial S&P drop 2,87%, penurunan harian terbesar sejak Juni, menambahkan pelemahan pada sektor tersebut setelah Federal Reserve pekan lalu menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin.
Meski demikian, The Fed mengisyaratkan akan tetap mengambil laju kenaikan secara bertahap, sikap yang dianggap kurang agresif dari yang sejumlah investor harapkan.
Performa bank diuntungkan dari suku bunga yang lebih tinggi dan pergerakan sahamnya sensitif terhadap perubahan ekspektasi atas seberapa cepatnya The Fed akan menyesuaikan suku bunga acuannya.
Saham Bank of America anjlok 5,77%, penekan utama pada S&P 500, sementara penurunan sebesar 3,72% pada Goldman Sachs menekan Dow Jones.
“Ada kesan bahwa The Fed kemungkinan akan lebih hawkish pekan lalu. Namun hal itu tak terjadi,” ujar Mark Kepner, direktur pelaksana Themis Trading in Chatham, New Jerseyy, seperti dikutip dari Reuters (Rabu, 22/3).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel