Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Total Bangun Persada Bukukan Laba Rp223 Miliar

Emiten konstruksi PT Total Bangun Persada Tbk. berhasil membukan peningkatan laba bersih 16,5% sepanjang 2016 menjadi Rp223,01 miliar.nn
Total Bangun Persada/Istimewa
Total Bangun Persada/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA—Emiten konstruksi PT Total Bangun Persada Tbk. berhasil membukan peningkatan laba bersih 16,5% sepanjang 2016 menjadi Rp223,01 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis perseroan, Rabu (22/3/2017), kinerja cukup baik tersebut sejalan dengan peningkatan pendapatan perseroan. Sepanjang 2016, perseroan membukukan pendapatan Rp2,38 triliun, meningkat 5% dibandingkan capaian tahun sebelumnya Rp2,26 triliun.

Peningkatan pendapatan terutama ditopang pertumbuhan pendapatan dari lini jasa konstruksi senilai Rp2,36 triliun, naik 6% dibandingkan 2015 senilai Rp2,23 triliun. Pendapatan terbesar diperoleh dari kontrak PT Metropolitan Kentjana Tbk. senilai Rp293,8 miliar.

Di sisi lain, pendapatan berulang dari lini sewa properti dan peralatan serta jasa manajemen dan pelatihan justru turun cukup dalam mencapai 64,8% menjadi Rp11,4 miliar. Tahun sebelumnya, pendapatan dari lini tersebut mencapai Rp32,43 miliar.

Perseroan juga mencatatkan laba bersih dari proyek ventura bersama senilai Rp60,22 miliar. Perolehan ini sedikit turun dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp62,3 miliar. Pendaptan kerja sama ventura terbesar diperoleh dari kerja sama dengan Shimizu Corporation untuk proyek Menara Astra dan MNC Media Tower, masing-masing Rp24,4 miliar dan Rp20,10 miliar.

Gerry Harlan, Analis Mandiri Sekuritas mengatakan, tingkat pendapatan emiten berkode TOTL itu tahun lalu sesuai dengan estimasi konsensus dan 6% lebih tinggi dibandingkan perkiraan Mandiri Sekuritas. Laba bersih yang dibukukan pada kuartal keempat 2016 menunjukkan peningkatan signifikan, baik secara year on year maupun quartal to quartal, masing-masing 49% dan 43%.

Mandiri Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli untuk saham TOTL dengan target harga Rp1.040. Faktor risiko yang kemungkinan akan berpengaruh terhadap kinerja perseroan adalah penundaan perbaikan kinerja industri properti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper