Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PT Smelting Kembali Beroperasi

-PT Smelting kembali beroperasi mulai 1 Maret 2017 setelah berhenti lebih dari satu bulan.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, GRESIK--PT Smelting kembali beroperasi mulai 1 Maret 2017 setelah berhenti lebih dari satu bulan.

Presiden Direktur Smelting Hiroshi Kondo mengatakan perusahaan sempat berhenti beroperasi sejak 19 Januari 2017 karena kekurangan tenaga kerja, khususnya untuk pabrik peleburan (smelter) dan pabrik asam sulfat (acid plant). Namun, bagian lainnya, yaitu pabrik pemurnian (refinery) tetap beroperasi dengan kapasitas 50% dengan memanfaatkan stok anoda tembaga yang ada.

"Kami memohon maaf karena smelter pengolah tembaga ini sempat berhenti operasi selama satu bulan lebih. Peristiwa itu sangat tidak kami harapkan, karena kami tahu bahwa terhentinya produksi tersebut ikut mempengaruhi kinerja ekonomi dan neraca perdagangan Jawa Timur," ujarnya dalam acara syukuran beroperasinya kembali perusahaan di Gresik, Jumat (17/3/2017).

Selama ini, Smelting telah berkontribusi terhadap neraca perdagangan Jatim karena 60% dari total produksi katoda tembaga diekspor ke luar negeri. Sementara, 40% produk diserap industri dalam negeri.

Selain itu, operasional Smelting juga telah memasok 100% kebutuhan asam sulfat untuk perusahaan pupuk yang ada di Gresik. Adapun, produk samping perseroan, yaitu copper slag atau terak tembaga digunakan oleh semua pabrik semen di seluruh Jatim.

Hiroshi juga menuturkan perusahaan menyerap 40% bahan baku konsentrat produksi PT Freeport di Papua.

"Perusahaan kami ini mengolah bahan baku alam yang diambil dari bumi Indonesia. Ini artinya, keberadaan pabrik ini telah memberi nilai lebih bagi sumberdaya alam yang ada di Indonesia," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf mengatakan Smelting memiliki peran yang cukup signifikan dalam membangun perekonomian Jatim. Hal ini dikarenakan Smelting merupakan satu-satunya smelter di Indonesia yang telah beroperasi sejak 20 tahun lalu.

"Ini berarti mendahului semangat UU Nomor 4 tahun 2009 tentang Minerba yang mengharuskan adanya pengolahan hasil tambang di dalam negeri agar memberikan nilai tambah bagi bangsa Indonesia," kata Gus Ipul, sapaan akrabnya.

Menurut Gus Ipul, keberadaan Smelting di Gresik banyak membantu kinerja neraca perdagangan Jatim. Pasalnya, sampai kini banyak industri Jatim yang bahan bakunya sebagian besar masih harus impor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper