Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bersih United Tractors (UNTR) Diprediksi Tumbuh 10%-17%, Ini Pendorongnya

Mandiri Sekuritas memprediksi laba bersih PT United Tractors Tbk. (UNTR) 2017-2018 bisa tumbuh 10%-17% ditunjang penjualan alat berat.

Bisnis.com, JAKARTA— Mandiri Sekuritas memprediksi laba bersih PT United Tractors Tbk. (UNTR) 2017-2018 bisa tumbuh 10%-17% ditunjang penjualan alat berat.

Riset Mandiri Sekuritas yang diterima, Rabu (8/3/2017) memaparkan pada tahun ini emiten alat berat tersebut akan diuntungkan dari perbaikan harga batu bara.

Pasalnya, kenaikan harga batu bara dapat mendorong permintaan alat berat di sektor tambang dan dan memberikan marjin tinggi anak usaha perseroan, yakni PT Pamapersada Nusantara (Pama).

“Kami menaikkan prediksi laba bersih full year 2017-2018 sebesar 10%-17% karena penjualan alat berat dan kenaikan produksi dari Pama,” papar tim riset.

Mandiri Sekuritas juga tetap merekomendasikan neutral dengan target price naik menjadi Rp25.100 per saham dari sebelumnya Rp21.000 per saham.

Berdasarkan catatan Bisnis, meski pendapatan perseroan tergerus 8% secara tahunan menjadi Rp45,5 triliun pada 2016, laba bersih tahun berjalan yang dapat dibukukan UNTR mencapai Rp5 triliun, atau naik 30% secara tahunan.

Gidion Hasan, Presiden Direktur United Tractors, menjelaskan bahwa koreksi pendapatan tersebut disebabkan oleh penurunan volume produksi dan pendapatan dari unit usaha kontraktor penambangan.

Menurut data yang dirilis perseroan, bisnis kontraktor penambangan melalui anak usaha PT Pamapersada Nusantara (PAMA) membukukan penurunan pendapatan sebesar 21% menjadi Rp24 triliun pada tahun lalu.

PAMA juga mencatat penurunan volume pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) dari 766,6 juta bcm menjadi 701,5 juta bcm, sedangkan volume produksi batu bara relatif sama dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 109,2 juta ton.

Adapun, penjualan alat berat Komatsu pada tahun lalu mencapai 2.181 unit, atau tumbuh 3% secara tahunan, yang didorong oleh kenaikan permintaan dari sektor konstruksi dan pertambangan. Perseroan menjelaskan, dari total penjualan alat berat tersebut, sebanyak 46% diserap sektor konstruksi, 30% sektor pertambangan, 14% sektor kehutanan, dan sisanya sebesar 10% diserap sektor perkebunan.

UNTR pun mematok target tinggi untuk penjualan alat berat pada tahunini yaitu mencapai  2.700 unit, atau meningkat sekitar 23% dibandingkan dengan realisasi penjualan pada tahun lalu.

Target yang dipatok UNTR ini lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi) yang memperkirakan penjualan alat berat pada tahun ini hanya tumbuh 5%-10%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper