Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Menjanjikan Pasca Akuisisi Newmont, Rekomendasi Buy Saham Medco Energi

Samuel Sekuritas Indonesia merekomendasikan buy saham PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) seiring dengan kinerja perseroan yang menjanjikan tahun ini.
Medco./.
Medco./.

Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia merekomendasikan buy saham PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) seiring dengan kinerja perseroan yang menjanjikan tahun ini.

Senior Research Analyst Arandi Ariantara menilai pengambilalihan atau akuisisi Newmont Nusa Tenggara (NNT) dan South Natuna Sea B (SNSB) memperlihatkan kejelian MEDC dalam melihat peluang di tengah stagnansi sektor migas untuk berkembang lebih baik.

Dia memperkirakan laba bersih 2017 MEDC bisa melonjak 90% year on year menjadi US$154 juta seiring masuknya NNT. Kemudian, EBITDA diproyeksi dapat tumbuh 71% yoy menjadi sebesar US$426 juta.

Adapun, rasio interest coverage 2017 menguat ke 1,6x dari level 1,1x di 2015. NNT Batu Hijau memiliki cadangan tembaga terbesar ke-14 di dunia dengan 4,8 miliar lbs proven reserves. Biaya produksi tembaga dan emas NNT merupakan salah satu yang terendah dibandingkan dengan perusahaan lainnya.

“Memasuki bagian akhir fase 6, manajemen memproyeksikan penurunan volume produksi hingga 2019, sebelum kembali normal di 2020 dengan beroperasinya fase 7,” katanya dalam riset, Jumat (3/3/2017).

Di sisi lain, masuknya SNSB menunjang solvability perseroan terhadap utang jatuh tempo dari 0,9x di 2016 (estimasi) menjadi 1,1x di 2017E (estimasi). Pasca akuisisi SNSB, produksi minyak dan gas diprediksi tumbuh sebesar 22% menjadi 78 mboe/d yang didapat dari kontribusi SNSB yang diakuisisi di 2016.

“Cost recovery kami estimasi menyumbang sekitar 62% terhadap pendapatan. Komitmen perseroan untuk menjaga biaya produksi tetap rendah di < US$ 10/barel melalui strategi near surface exploitation menjadi katalis proyeksi pertumbuhan EBITDA,” jelasnya.

Dia merekomendasikan buy saham MEDC dengan target harga Rp 4.500, P/E 17E 7,4x, 48% di bawah industri.

“Resiko dari investasi adalah lebih rendahnya harga komoditas dan perubahan kebijakan ekspor mineral.”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper