Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sentimen AS Kikis Harga Minyak

Harga minyak mentah tergelincir dalam sesi perdagangan akhir pekan kemarin akibat proyeksi meningkatnya suplai dari Amerika Serikat.
Ilustrasi-Harga minyak/JIBI
Ilustrasi-Harga minyak/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA--Harga minyak mentah tergelincir dalam sesi perdagangan akhir pekan kemarin akibat proyeksi meningkatnya suplai dari Amerika Serikat.

Pada penutupan perdagangan Jumat (24/2), harga minyak WTI kontrak April 2017 berada di posisi US$53,99 per barel, turun 0,84% atau 0,46 poin. Adapun minyak Brent kontrak April 2017 tergelincir 1,04% atau 0,59 poin menjadi US$ 55,99 per barel.

Michael Tran, director of energy strategy RBC Capital Markets, menyampaikan harga minyak sebenarnya sudah berada di jalur kenaikan karena mencatatkan pertumbuhan mingguan sekitar 1% pada pekan kemarin. Kondisi ini ditopang pemangkasan produksi oleh sejumlah negara produsen utama, terutama anggota OPEC.

Namun, proyeksi pertumbuhan suplai shale oil dari AS membuat pasar enggan melanjutkan aksi beli.

"Pasar minyak akan fokus pada upaya penstabilan suplai, dengan perhatian utama mengarah kepada kepatuhan OPEC dan pertumbuhan produksi AS," ujarnya seperti dikutip dari Reuters, Minggu (26/2/2017).

Menurutnya, situasi tarik-menarik sentimen OPEC dan AS akan sangat memengaruhi pasar minyak mentah ke depan. Oleh karena itu, investor mencermati setiap rilis data minyak dari kedua belah pihak.

Data US Energy Information Administration (EIA), menyebutkan persediaan minyak Paman Sam dalam sepekan yang berakhir Jumat (17/2) meningkat 564.00 barel menjadi 518,68 juta barel. Ini merupakan level tertinggi sepanjang sejarah sejak EIA melakukan pencatatan pada Agustus 1982.

Dalam waktu yang sama, tingkat produksi turun 30.000 barel menuju 9 juta barel per hari (bph), level tertinggi sejak April 2016. Sebelumnya pada Desember 2016, AS konsisten menahan produksi di level 8,7 juta bph.

EIA memperkirakan produksi minyak AS pada 2017 mencapai 9 juta bph, naik dari tahun lalu sebesar 8,9 juta bph. Sementara pada tahun depan, produksi kembali meningkat menuju 9,5 juta bph.

Sebelumnya pada rapat 30 November 2016, anggota OPEC sepakat untuk memangkas produksi sebesar 1,2 juta bph menjadi 32,5 juta bph mulai awal 2017. Selanjutnya pada 10 Desember 2016, sejumlah negara produsen minyak mentah lainnya setuju menurunkan suplai baru sejumlah 558.000 bph.

Artinya, mulai tahun ayam api, pasar minyak mentah akan mengalami selisih pasokan minyak baru hampir 1,8 juta bph. Realisasi kesepakatan pemangkasan produksi ini direncanakan berlangsung pada paruh pertama 2017.

Berdasarkan data Monthly Oil Market Report (MOMR) Februari 2017, tingkat produksi OPEC pada Januari 2017 sudah turun 890.200 bph month on month (mom) menjadi 32,12 juta bph dibandingkan 33,03 juta bph saat Desember 2016. Arab Saudi memimpin pemangkasan suplai sejumlah 496.200 bph mom menuju 9,94 juta bph dari 10,44 juta bph dari bulan sebelumnya.

Namun demikian, masih ada tiga negara anggota yang mangkir dari pembatasan pasokan. Tiga negara tersebut ialah Iran, Libya, dan Nigeria, dimana tingkat produksinya naik masing-masing 50.200 bph, 64.700 bph, dan 101.200 bph menjadi 3,77 juta bph, 675.000 bph, serta 1,57 juta bph.

"Catatan kepatuhan OPEC sebenarnya sudah mengesankan pasar. Namun, pasar terganggu potensi penambahan suplai dari negara lain," tutur Tran.

Diperkirakan secara kolektif, tingkat produksi AS, Kanada, dan Brasil akan tumbuh 750.000 bph pada 2017. Proyeksi ini berlawanan dengan pemangkasan produksi global pada Januari 2017 yang sudah mencapai 1,5 juta bph.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper