Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah ditutup pada level tertinggi dalam hampir delapan pekan terakhir karena pejabat OPEC mengatakan rencana untuk mencapai kepatuhan penuh pada kesepakatan untuk memangkas output.
MInyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Maret, yang berakhir Selasa, ditutup menguat 1,2% atau 66 sen ke level US$54,06 per barel, penutupan tertinggi sejak 28 Desember di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, Brent untuk pengiriman April naik 48 sen atau 0,9% ke level US$56,66 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.
Sekretaris Jenderal Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), Mohammad Barkindo, yakin para negara anggotanya akan terus memangkas produksi dan mengurangi stok global,.
"Ada banyak orang memposisikan diri untuk reli harga," ujar John Kilduff, mitra di Again Capital LLC, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (22/2/2017).
“(Barkindo) memberikan gagasan bahwa mungkin ada perpanjangan dari pemotongan produksi (untuk menopang harga),” lanjutnya.
Sementara itu, kepala penelitian komoditas global Citigroup, Ed Morse, mengatakan harga minyak tidak mungkin menyimpang jauh dari level saat ini pada US$53 - US$58 dalam waktu dekat
"Data persediaan yang bearish akan cenderung membatasi harga sampai adanya bukti yang lebih nyata dari pengetatan pasar," ujarnya, seperti dikutip Bloomberg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
