Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI: Keberadaan Money Changer di Palembang Masih Minim

Bank Indonesia menilai jumlah kegiatan usaha penukaran uang asing (kupva) atau yang dikenal dengan money changer di Palembang masih sedikit sehingga perlu diperbanyak lagi.
Nasabah mengamati tabel kurs valuta asing di Jakarta, akhir pekan lalu. Penyedia jasa penukaran valuta asing (money changer) harus meningkatkan kesadarannya guna mencegah tindak pencucian uang dan pendanaan terorisme./JIBI/Bisnis/Dedi Gunawan
Nasabah mengamati tabel kurs valuta asing di Jakarta, akhir pekan lalu. Penyedia jasa penukaran valuta asing (money changer) harus meningkatkan kesadarannya guna mencegah tindak pencucian uang dan pendanaan terorisme./JIBI/Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, PALEMBANG -- Bank Indonesia menilai jumlah kegiatan usaha penukaran uang asing (kupva) atau yang dikenal dengan money changer di Palembang masih sedikit sehingga perlu diperbanyak lagi.

Deputi Gubernur BI Rusmaya Hadi mengatakan hanya terdapat 16 penyelenggara money changer di Palembang.

"Jumlah itu seharusnya masih bisa ditingkatkan,apalagi sebentar lagi Palembang mau menjadi tuan rumah Asian Games, akan banyak turis yang datang nanti," katanya saat acara serah terima jabatan Kepala Perwakilan BI Sumsel di Palembang, Jumat (17/2/2016).

Menurutnya, keberadaan Kupva penting supaya WNA yang berkunjung ke daerah di Indonesia bisa menggunakan mata uang rupiah saat bertransaksi.

Dia menambahkan perbankan juga dapat mendukung penggunaan uang rupiah itu dengan meningkatkan layanan penukaran di kantornya.

Rusmaya melanjutkan bank sentral memang harus mampu memenuhi ketersediaan uang rupiah bukan hanya untuk Kupva, melainkan juga bagi seluruh masyarakat di Tanah Air.

"Ketersediaan rupiah bagi masyarakat di Sumsel harus selalu kami penuhi dengan kualitas yang baik, artinya tidak lusuh," ujarnya.

Apalagi, kata dia, mayoritas masyarakat di Sumsel masih menggunakan uang tunai saat melakukan transaksi.

Sebelumnya, Bank Indonesia Perwakilan Sumatra Selatan menilai transaksi keuangan masyarakat di provinsi itu 80% masih menggunakan uang tunai.

Deputi Direktur Bank Indonesia Perwakilan Sumsel, M. Seto Pranoto, mengatakan secara geografis masyarakat yang masih banyak menggunakan uang tunai itu berada di daerah atau kabupaten.

“Oleh karena itu untuk pengenalan uang baru tahun emisi 2016 kami tidak hanya fokus di kota melainkan ke kabupaten,” katanya baru-baru ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dinda Wulandari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper