Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Risiko Politik Global Memanas, Emas Siap Tembus US$1.255

Naiknya permintaan membuat harga emas bersinar seiring dengan gejolak geopolitik di Amerika Serikat dan Eropa. Harga berpeluang menuju level US$1.255 per troy ounce sampai pekan depan.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA--Naiknya permintaan membuat harga emas bersinar seiring dengan gejolak geopolitik di Amerika Serikat dan Eropa. Harga berpeluang menuju level US$1.255 per troy ounce sampai pekan depan.

Pada perdagangan Kamis (9/2) pukul 18:38 WIB, harga emas gold spot menurun 3,15 poin atau 0,25% menjadi US$1.238,8 per troy ounce (Rp530.035,61 per gram). Ini menunjukkan harga sudah tumbuh 7,93% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd).

Sementara indeks dolar pada pukul 18:29 WIB meningkat 0,06 poin atau 0,06% menuju 100,34. Angka ini menunjukkan pelemahan 1,83% ytd.

Putu Agus Pransuamitra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, mengatakan permintaan terhadap emas meningkat pesat seiring dengan gejolak politik global yang meningkatkan selera investor terhadap aset haven. Dua wilayah yang menjadi sorotan ialah AS dan Eropa.

Pernyataan dan kebijakan Presiden AS Donald Trump masih memicu kontroversi, sehingga dolar AS kian melemah dan membuka jalan bagi reli emas. Hubungan Paman Sam dengan sejumlah negara, seperti Iran, pun kian keruh.

Trump dan penasehat keuangannya juga menganggap nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama seperti yen dan euro terlampau tinggi. Hal tersebut menimbulkan kerugian karena komoditas ekspor dari AS dianggap lebih mahal akibat selisih kurs.

Di sisi lain, bank sentral Eropa dan Jepang kerap melakukan pelonggaran moneter, sehingga mata uang keduanya melemah. Alhasil Trump gencar menuduh sistem keuangan negara lain yang berefek melambungkan dolar AS.

Di samping AS, situasi politik Eropa terutama Perancis menjelang pemilihan umum pada April-Mei 2017 kian memanas. Apalagi survei sementara mengunggulkan kemenangan calon presiden Marine Le Pen dari partai National Front (FN).

Le Pen mewacanakan bakal melakukan referendum bila dirinya terpilih sebagai pemimpin. Artinya, ada peluang Perancis bakal menyusul langkah Inggris untuk memutuskan keluar dari Uni Eropa.

Masih segar dalam ingatan saat referendum Inggris pada 24 Juli 2016 yang menghasilkan keputusan untuk keluar dari Uni Eropa atau British Exit (Brexit). Padahal, sebagian besar pihak percaya Inggris tidak akan meninggalkan Benua Biru.

Keputusan untuk keluar dari Uni Eropa berbuntut pada goyahnya pasar global. Emas sebagai aset haven pun berhasil mengalami reli terbesar sejak gelombang kejutan Brexit.

"Risiko geopolitik yang berkembang saat ini, terutama dari AS dan Eropa meningkatkan permintaan aset haven. Dolar AS pun ikut melemah karena sikap kontroversial Donald Trump, sehingga emas kian bertenaga," ujarnya saat dihubungi, Kamis (9/2/2017).

Menurut Putu, risiko geopolitik masih akan mendominasi sentimen emas dalam waktu dekat. Oleh karena itu, harga berpeluang menuju US$1.255 per troy ounce sampai sepekan ke depan.

Harga emas berpotensi melanjutkan penguatan seiring dengan indeks dolar yang masih tertekan. Peningkatan dolar AS belum terlalu kuat karena laporan data ekonomi yang beragam.

Data non farm payrolls (NFP) periode Januari 2017 meningkat menjadi 227.000 dari bulan sebelumnya sebesar 157.000. Adapun tingkat pengangguran meningkat ke posisi 4,8% dari Desember 2016 sebesar 4,7%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper