Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Libur Tahun Baru China, Harga Emas Diprediksi Mengusam

Harga emas mengalami tekanan seiring dengan berlangsungnya libur Tahun Baru China selama satu pekan yang mengindikasikan berkurangnya permintaan.
Ilustrasi harga emas turun/Antara
Ilustrasi harga emas turun/Antara

Bisnis.com, JAKARTA--Harga emas mengalami tekanan seiring dengan berlangsungnya libur Tahun Baru China selama satu pekan yang mengindikasikan berkurangnya permintaan.

Pada penutupan perdagangan Jumat (27/1) harga emas gold spot naik 2,7 poin atau 0,35% menuju ke US$1.191,2 per troy ounce (Rp511.622,57 per gram). Ini menunjukkan kenaikan 3,8% sepanjang tahun berjalan, setelah tumbuh 8,67% pada 2016.

Neil Agate, analis logam Citigroup Inc., mengatakan China sebagai konsumen terbesar meningkatkan pembelian emas sejak awal 2017. Secara tradisional, perhiasan dan emas batangan biasa digunakan sebagai hadiah dalam perayaan Tahun Baru Imlek.

Tahun Baru China kali ini jatuh pada tanggal 28 Januari 2017. Libur panjang dalam rangka perayaan berlangsung 7 hari mulai 27 Januari.

"Ada kemungkinan penjualan perhiasan di China cenderung melambat karena liburan perayaan tahun baru," ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg, Minggu (29/1/2017).

Pada penutupan perdagangan awal pekan, Senin (23/1), harga emas mencapai puncaknya di level US$1.218,23 per troy ounce. Setelah itu, harga berangsur turun ke bawah level US$1.200 per troy ounce.

Menurut Agate, harga emas tersungkur akibat penguatan dolar dan meningkatnya indeks ekuitas, sehingga permintan terhadap aset haven melambat. Indeks Dow Jones menembus level 20.000 untuk pertama kalinya pada pekan kemarin.

Pada penutupan perdagangan Jumat (27/1), indeks dolar naik 0,15 poin atau 0,15% menuju 100,53. Ini menunjukkan 1,64% sepanjang tahun berjalan.

Kenaikan dolar dan indeks bursa AS terjadi setelah rilis data pertumbuhan domestik bruto (PDB) kuartal IV/2016 pada Jumat (27/1). Meskipun PDB AS hanya tumbuh 1,9%, di bawah proyeksi konsensus sebesar 2,1% juga periode sebelumnya senilai 3,5%, data tersebut masih mengindikasikan adanya peningkatan ekonomi Paman Sam ke depan.

Suluh Wicaksono, Analis PT Cerdas Indonesia Berjangka, mengatakan secara historis bulan Januari memang merupakan periode penguatan emas, karena meningkatnya permintaan menjelang perayaan Imlek. Setelah itu, investor melakukan aksi profit taking.

Dalam jangka panjang, harga emas masih ada peluang bersinar. Namun, tekanan berat menanti akibat pengerekan suku bunga Federal Rerserve yang diperkirakan terlaksana pada Juni 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper