Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyeksi AS Kerek Produksi, Harga Minyak Lemas

Harga minyak terkoreksi akibat proyeksi meningkatnya produksi AS seiring dengan bertambahnya jumlah rig minyak AS sebanyak 29 titik dan tumbuhnya persediaan sebesar 2,34 juta barel.
Harga Minyak./Ilustrasi
Harga Minyak./Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak terkoreksi akibat proyeksi meningkatnya produksi AS seiring dengan bertambahnya jumlah rig minyak AS sebanyak 29 titik dan tumbuhnya persediaan sebesar 2,34 juta barel.

Pada perdagangan Senin (23/1) pukul 18:24 WIB, harga minyak WTI kontrak Maret 2017 berada di posisi US$52,49 per barel, turun 0,73 poin atau 1,37%. Sementara minyak Brent kontrak Maret 2017 bertengger di US$54,83 per barel, merodot 0,66 poin atau 1,19%.

Kedua patokan harga tersebut masing-masing sudah mengalami koreksi 4,95% dan 3,48% sepanjang tahun berjalan.

Putu Agus Pransuamitra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, mengatakan harga minyak tertekan akibat penambahan jumlah rig minyak dan gas AS menjadi 35 rig menjadi 694 titik pada pekan yang berakhir Jumat (20/1). Jumlah rig minyak aktif naik 29 titik, sehinga meningkatkan proyeksi produksi AS.

"Sentimen dari AS mengalahkan sentimen pertemuan OPEC, sehingga harga minyak tertekan hari ini [kemarin]," ujarnya saat dihubungi, Senin (23/1/2017).

---------------------------------------------------------------

BERITA LAIN:

HARGA MINYAK 23 JANUARI: Perusahaan Energi AS Tambah Rig, WTI Turun 0,17%

HARGA MINYAK: WTI Ditutup Menguat 2%

Proyeksi Harga Minyak: Kuartal I/2017 Bergerak antara US$49-US$55

HARGA MINYAK: Pasar Waspadai Produksi Minyak Shale AS, WTI Melemah

HARGA MINYAK 18 JANUARI: Terdorong Efek Pelemahan Dolar, WTI Dihantui Kenaikan Produksi AS

------------------------------------------------------------------

Data US Energy Information Administration (EIA) menyebutkan persediaan minyak sepekan yang berakhir Jumat (13/1) naik 2,34 juta barel. Ini merupakan level tertinggi sejak minggu ketiga Desember 2016. Dalam waktu yang sama, tingkat produksi turun 2.000 barel menuju 8,94 juta barel per hari (bph).

Putu menambahkan, dalam jangka panjang sentimen positif dari berkurangnya suplai dapat membuat harga WTI terkerek menuju US$65 per barel pada akhir 2017. Sentimen ini sekaligus memberikan efek positif bagi harga komoditas secara umum.

"Kesepakatan OPEC untuk memangkas produksi minyak mentah menjadi salah satu katalis positif bagi harga komoditas. Minyak merupakan komoditas strategis yang memengaruhi komoditi lainnya," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper