Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OPEC Prediksi Permintaan Minyak 2017 Tumbuh 1,16 Juta Barel

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC/Organization of the Petroleum Exporting Countries) memprediksi permintaan minyak global pada 2017 tumbuh 1,16 juta barel per hari.
Markas OPEC di Wina, Austria/Reuters-Leonhard Foeger
Markas OPEC di Wina, Austria/Reuters-Leonhard Foeger

Bisnis.com, JAKARTA--Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC/Organization of the Petroleum Exporting Countries) memprediksi permintaan minyak global pada 2017 tumbuh 1,16 juta barel per hari (bph).

OPEC dalam laporan Monthly Oil Market Report Januari 2017 memaparkan, rerata produksi minyak non-OPEC pada 2016 sebesar 57,14 juta bph, turun 710.000 bph dari tahun sebelumnya. Namun, pertumbuhan suplai yang lebih besar masih terjadi di Norwegia, Rusia, dan AS pada kuartal IV.

Pada 2017, tingkat pasokan non OPEC tumbuh 120.000 bph menjadi 57,26 juta bph. Peningkatan suplai terutama didorong oleh Rusia, Kazakhstan, China, Kongo, dan Norwegia.

"Pasar menyesuaikan dengan rencana pemangkasan produksi pada semester pertama 2017," papar laporan yang dikutip Bisnis.com, Jumat (20/1/2017).

Sebelumnya pada rapat 30 November 2016, anggota OPEC sepakat untuk memangkas produksi sebesar 1,2 juta barel per hari (bph) menjadi 32,5 juta bph mulai awal 2017. Selanjutnya pada 10 Desember, sejumlah negara produsen minyak mentah lainnya setuju menurunkan suplai baru sejumlah 558.000 bph.

Artinya, mulai tahun ayam api, pasar minyak mentah akan mengalami selisih pasokan minyak baru hampir 1,8 juta bph. Namun, pasar masih meragukan realisasi pemangkasan produksi, sehingga harga minyak cenderung mendingin sejak awal 2017.

Pada 2016, rerata produksi OPEC sebesar 32,41 juta bph, naik 3% yoy dari sebelumnya 31,4 juta bph. Pada Desember 2016, organisasi sudah memangkas suplai baru sejumlah 221.000 bph menjadi 33,08 juta bph.

Dari sisi permintaan, tingkat konsumsi minyak 2016 tumbuh 1,25 juta bph menjadi 94,44 juta bph. Kondisi ini ditopang naiknya pembelian negara-negara Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD/Organisation for Economic Co-operation and Development).

Pada 2017, tingkat permintaan diperkiakan tumbuh 1,16 juta bph menuju 95,6 juta bph. Faktor pendorong permintaan ialah naiknya konsumsi OECD Eropa karena cuaca dingin dan peningkatah kebutuhan bahan bakar transportasi.

Pada perdagangan Jumat (20/1) pukul 19:25 WIB, harga minyak WTI kontrak Februari 2017 berada di posisi US$52,05 per barel, naik 0,68 poin atau 1,32%. Sementara minyak Brent kontrak Maret 2017 bertengger di US$54,97 per barel, meningkat 0,81 poin atau 1,5%.

Kedua patokan harga tersebut masing-masing sudah mengalami koreksi 3,11% dan 3,27% sepanjang tahun berjalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper