Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Efek Imlek, Harga Emas Berkilau Awal Tahun

Harga emas diperkirakan berpeluang mengalami penguatan terbatas pada Januari 2017 seiring dengan meningkatnya permintaan menjelang Tahun Baru China dan kondisi dolar AS yang volatil.

Bisnis.com, JAKARTA--Harga emas diperkirakan berpeluang mengalami penguatan terbatas pada Januari 2017 seiring dengan meningkatnya permintaan menjelang Tahun Baru China dan kondisi dolar AS yang volatil.

Pada perdagangan Rabu (18/1) pukul 18:47 WIB harga emas gold spot turun 4,36 poin atau 0,36% menuju ke US$1.212,71 per troy ounce. Ini menunjukkan kenaikan 5,69% sepanjang tahun berjalan, setelah tumbuh 8,67% pada 2016.

Adapun harga jual emas Antam kemarin naik Rp3.000 per gram ke level Rp553.600—Rp593.000 per gram. Sementara harga buyback meningkat Rp6.000 menuju Rp521.000 per gram.

Pelemahan emas tertekan oleh penguatan dolar. Pada pukul 18:38 WIB indeks dolar terpantau naik 0,35 poin atau 0,35% menuju ke 100,68.

Suluh Wicaksono, Analis PT Cerdas Indonesia Berjangka, mengatakan harga emas cenderung menurun sejak terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS pada November 2016 dan pengerekan suku bunga Federal Reserve sebesar 25 basis poin menjadi 0,5%-0,75% sebulan setelahnya. Kedua faktor ini meningkatkan permintaan dolar AS, sehingga harga batu kuning meredup.

Namun demikian, kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin sudah bisa diprediksi oleh pasar, sehingga selera terhadap logam mulia berangsur pulih. Ini terbukti sepanjang 2017 berjalan, harga hanya merosot dalam dua sesi perdagangan.

Secara historis, Januari memang merupakan periode penguatan emas, karena meningkatnya permintaan menjelang perayaan Imlek. Pada tahun ayam api, Imlek jatuh pada tanggal 28 Januari 2017.

"Ada tiga faktor yang mendorong permintaan emas sejak awal 2017, yaitu Imlek, kecemasan terhadap Trump, dan risiko Brexit," ujarnya saat dihubungi, Rabu (18/1/2017).

Pelantikan Trump akan dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 2017. Kecemasan dari efek Trump sebagai orang nomor satu AS bisa diartikan sebagai pasar lebih memilih memegang emas dibandingkan dolar AS.

Menurut Suluh, sampai tanggal 28 Januari harga emas berpotensi mengalami penguatan dengan rentang harga US$1.200-US$1.248 per troy ounce. Setelah itu, ada peluang terjadi aksi profit taking.

Sementara emas fisik Antam ukuran 1 gram berpeluang menembus Rp600.000 per gram. Serupa seperti emas spot yang berbanding terbalik dengan dolar AS, emas fisik berbenturan dengan rupiah.

"Kurang lebih sentimen yang menggerakkan emas spot dan fisik sama, hanya berbeda satuan mata uangnya," tutur Suluh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper