Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meski Harga Emas Diprediksi Menguat, Investor Tunggu Pelantikan Trump

Harga emas diprediksi mengalami penguatan sampai akhir pekan ini. Namun, untuk melihat tren jangka panjang, pasar menanti pidato Donald Trump dalam pelantikannya pada Jumat (20/1/2017).
Emas batangan/Reuters
Emas batangan/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas diprediksi mengalami penguatan sampai akhir pekan ini. Namun, untuk melihat tren jangka panjang, pasar menanti pidato Donald Trump dalam pelantikannya pada Jumat (20/1/2017).

Pada perdagangan Rabu (18/1/2017) pukul 18.47 WIB harga emas gold spot turun 4,36 poin atau 0,36% menuju ke US$1.212,71 per troy ounce. Ini menunjukkan kenaikan 5,69% sepanjang tahun berjalan, setelah tumbuh 8,67% pada 2016.

Adapun harga jual emas Antam naik Rp3.000 per gram ke level Rp553.600—Rp593.000 per gram. Sementara itu, harga buyback meningkat Rp6.000 menuju Rp521.000 per gram.

Pelemahan emas tertekan oleh penguatan dolar. Pada pukul 18.38 WIB indeks dolar terpantau naik 0,35 poin atau 0,35% menuju ke 100,68.

Faisyal, analis Monex Investindo Futures, mengatakan koreksi harga emas hari ini dipicu penguatan dolar menjelang rilis data inflasi AS dan pidato Gubernur The Fed Janet Yellen pada Rabu (18/1) waktu setempat.

Data inflasi AS periode Desember 2016 diprediksi naik ke 0,3% dari bulan sebelumnya 0,2%. Optimisme peningkatan inflasi menjadi basis baru terhadap penguatan dolar AS.

Adapun dari pidato Yellen, pasar mencari sinyal-sinyal kenaikan suku bunga The Fed pada tahun ini. Bank sentral AS memang merencanakan pengerekan suku bunga sebanyak tiga kali pada 2017.

"Bila data inflasi meningkat, dan Yellen menyinggung soal kenaikan suku bunga dalam pidatonya, maka dolar akan menguat sehingga emas tertekan," ujarnya kepada Bisnis.com.

Tekanan terhadap emas semakin kencang setelah pernyataan Perdana Menteri Inggris Theresa May pada Selasa (17/1) yang melunak terkait negosiasi Brexit. Sebelumnya, May sempat menegaskan tidak akan berdiskusi masalah ekonomi dengan Uni Eropa, yang membuat pasar menyebut fenomena itu sebagai hard Brexit.

Namun, angin segar masih berhembus bagi emas seiring dengan ketidakpastian menjelang pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS pada Jumat (20/1). Oleh karena itu, sampai akhir pekan ini emas berpeluang menguat dengan kisaran harga US$1.200-US$1.220 per troy ounce.

Untuk jangka panjang, pidato pelantikan Trump menjadi kunci dalam melihat harga emas ke depannya. Bila sang presiden mengupas kembali janji-janjinya saat kemenangan, seperti memangkas pajak dan menggenjot belanja, dolar akan semakin perkasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper