Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK 16 JANUARI: Keraguan Kesepakatan OPEC Tutup Efek Dolar, WTI Turun 0,25%

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak WTI kontrak Februari 2017 berbalik melemah 0,25% atau 0,13 poin ke US$52,24 per barel pada pukul 15.29 WIB, setelah dibuka dengan penguatan 0,34% atau 0,18 poin di posisi 52,55.
Ilustrasi harga minyak/Istimewa
Ilustrasi harga minyak/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah dunia bergerak stabil cenderung melemah sepanjang perdagangan hari ini, Senin (16/1/2017), ditopang oleh dampak pelemahan dolar AS meski keraguan bahwa OPEC dan negara produsen lainnya akan benar-benar melaksanakan kesepakatan pemangkasan produksi tetap menahan pasar.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak WTI kontrak Februari 2017 berbalik melemah 0,25% atau 0,13 poin ke US$52,24 per barel pada pukul 15.29 WIB, setelah dibuka dengan penguatan 0,34% atau 0,18 poin di posisi 52,55.

Adapun, patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak Maret 2017 berbalik turun 0,23% atau 0,13 poin ke level US$55,32, setelah dibuka dengan penguatan 0,34% atau 0,19 poin di posisi 55,64.

Menurut para pedagang, seperti dilansir Reuters hari ini, minyak mendapatkan dukungan dari pelemahan dolar. Setelah mengalami tren kenaikan pada paruh kedua 2016, dolar telah melemah sekitar 2,5% terhadap sejumlah mata uang utama lainnya sejak awal Januari.

“Harga minyak akan digerakkan oleh laju dolar AS pekan ini daripada sentimen minyak mentah itu sendiri, dengan pelantikan Presiden terpilih Trump yang menjadi agenda utama,” ujar Jeffrey Halley dari perusahaan broker OANDA.

Seperti diketahui, pelemahan dolar - yang membuat pembelian bahan bakar menjadi lebih murah bagi negara yang menggunakan mata uang lainnya - berpotensi memacu permintaan.

Namun di sisi lain, kekhawatiran akan pelaksanaan penuh pemangkasan produksi oleh negara produsen utama termasuk OPEC dan Rusia masih menahan harga minyak.

Goldman Sachs pun memperkirakan jumlah produksi minyak AS akan naik sebesar 235.000 bph pada 2017 (y-o-y), dengan mempertimbangkan jumlah sumur yang telah dibor yang cenderung akan memulai produksinya pada paruh pertama tahun ini.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper