Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tunggu Realisasi Pangkas Produksi, Harga Minyak Tergelincir

Belum memuaskannya pemangkasan produksi membuat harga minyak mentah hanya memanas terbatas.
Ilustrasi harga minyak mentah turun/Antara
Ilustrasi harga minyak mentah turun/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Belum memuaskannya pemangkasan produksi membuat harga minyak mentah hanya memanas terbatas. Namun, bila kesepakatan pemotongan suplai dilakukan, harga bisa menyentuh level US$65 per barel pada akhir tahun.

Pada perdagangan Kamis (5/1/2016) pukul 16.33 WIB, harga minyak WTI kontrak Februari 2017 berada di posisi US$53,09 per barel, turun 0,17 poin atau 0,32%. Sementara itu, minyak Brent kontrak Februari 2017 bertengger di US$56,25 per barel, merosot 0,21 poin atau 0,37%.

Barnabas Gan, ekonom Oversea-Chinese Banking Corp. di Singapura, mengatakan pasar akan berfokus kepada perjanjian menstabilkan suplai minyak mentah. Realisasi pemangkasan produksi dapat membawa harga minyak mentah menuju US$65 per barel pada akhir tahun.

"Masih butuh waktu untuk melihat apakah perjanjian penurunan produksi yang dibuat tahun lalu dapat diaktualisasikan," ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (5/1/2017).

Perjanjian yang dimaksud mengacu pada kesepakatan angota OPEC pada rapat 30 November untuk memangkas produksi sebesar 1,2 juta barel per hari (bph) menjadi 32,5 juta bph mulai awal 2017.

Selanjutnya pada 10 Desember, sejumlah negara produsen minyak mentah lainnya setuju menurunkan suplai baru sejumlah 558.000 bph. Artinya, mulai Tahun Ayam Api pasar minyak mentah akan kekurangan pasokan baru minyak hampir 1,8 juta bph.

Perusahaan bank investasi Albilad Capital, menyampaikan harga minyak semakin membaik seiring dengan berkurangnya suprlus pasokan. Pada kuartal I/2016, surplus pasokan sebesar 2,27 juta bph berangsur tuurn menuju 190.000 bph di kuartal III/2016.

Turki Fadaak, Research & Advisory Manager Albilad Capital, menuturkan dengan adanya pemangkasan produksi OPEC dan negara produsen lain harga minyak 2017 akan tumbuh di kisaran US$51 per barel. Tingkat produksi Arab Saudi akan turun menjadi 10,06 juta bph dari 2016 sejumlah 10,39 juta bph.

Menurut Gan, dalam waktu dekat harga minyak belum memanas signifikan akibat tingkat produksi periode Desember 2016 yang cukup tinggi. Tanda-tanda pemangkasan suplai juga belum menggembirakan.

Pada awal 2017, Kuwait sebagai salah satu anggota OPEC memotong produksi sebesar 130.000 barel menjadi 2,75 juta barel per hari. Sementara Oman memangkas 45.000 barel menuju 1,01 juta barel per hari.

Berdasarkan survey Bloomberg, kepatuhan terhadap kesepakatan mulai terlihat dalam proyeksi produksi OPEC periode Desember 2016 sebesar 33,1 juta bph yang turun 1,04 bph dari 34,14 bph pada November. Organisasi berkontribusi terhadap 37,7% suplai minyak global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper