Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Proyeksi Indeks Dolar pada Januari 2017

Sentimen negatif dari data-data ekonomi Amerika Serikat diperkirakan membayangi pergerakan dolar AS pada awal 2017. Sepanjang Januari, indeks dolar AS diprediksi bergerak dalam rentang 99,5-104.
Mata uang dolar Amerika Serikat/Antara
Mata uang dolar Amerika Serikat/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Sentimen negatif dari data ekonomi Amerika Serikat diperkirakan membayangi pergerakan dolar AS pada awal 2017. Sepanjang Januari, indeks dolar AS diprediksi bergerak dalam rentang 99,5-104.

Pada perdagangan Kamis (5/1/2017) pukul 18.41 WIB, indeks dolar terkoreksi 0,31 poin atau 0,3% menuju 102,39. Ini merupakan pelemahan indeks dalam dua sesi peradagangan terakhir.

Andri Hardianto, Analis Asia Trade Point Futures, menuturkan pelemahan indeks dolar AS selama dua hari terakhir dipengaruhi oleh kekhawatiran investor terhadap pertumbuhan ekonomi Paman Sam pada kuartal IV/2016.

Risalah rapat The Fed atau Federal Open Market Commite (FOMC) Minutes tanggal 13-14 Desember 2016 yang dilansir Rabu (4/1) waktu setempat menyebutkan PDB AS 2016 sebesar 1,9%. Angka ini jatuh dari data PDB kuartal III/2016 advance senilai 2,9%, dan preliminary 3,2%.

Seperti diketahui, data PDB AS dikeluarkan dalam tiga tahap, yakni advance (terdepan), preliminary (selanjutnya), dan final (akhir).

Hasil FOMC Minutes yang sudah diprediksi pasar juga membuat investor kehilangan kepercayaan terhadap mata uang dolar AS. Padahal notulensi atau risalah itu menunjukkan nada optimis terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi domestik.

"Hasil FOMC semalam bukan menjadi hal yang istimewa bagi investor. Sehingga sementara ini dollar seperti kehilangan kepercayaan dari investor," ujarnya saat dihubungi, Kamis (5/1/2017).

Andri menambahkan faktor lain yang menekan greenback ialah proyeksi tiga data ekonomi yang dirilis Kamis (5/1) waktu setempat belum memuaskan investor dolar.

Data tenaga kerja yang tidak termasuk industri pertanian dan pemerintahan atau ADP Non-Farm Employment Change periode Desember 2016 diperkirakan turun menjadi 171.000. Padahal, pencapaian pada November menyentuh angka 216.000.

Selanjutnya, data pengangguran atau unemployment claims sepekan lalu diperkirakan turun ke 262.000 dari minggu sebelumnya 265.000. Berkurangnya angka pengangguran memberikan sentimen positif, tetapi belum cukup menghijaukan indeks dolar.

Sementara itu, data ISM Non-Manufacturing PMI periode Desember 2016 juga diprediksi merosot ke 56,6 dari bulan sebelumnya 57,2. Meskipun demikian, angka di atas 50 menandakan ekspansi industri cenderung sehat. "Proyeksi negatif dari data-data ini turut menekan dolar AS," tambah Andri.

Menurutnya, sentimen negatif masih membayangi dolar AS di awal tahun, apalagi bila data PDB kuartal IV/2016 dan inflasi yang dirilis pada minggu terakhir Januari 2017 menunjukkan hasil yang kurang baik.

Namun, mata uang dolar diperkirakan akan mengalami rebound setelah pelantikan Trump pada tanggal 20 Januari. Andri memprediksi sepanjang bulan pertama 2017, indeks dolar akan bergerak dalam rentang 99,5-104.

Belum stabilnya dolar menjadi kabar baik bagi harga komoditas yang berelasi dan mata uang lainnya. Rupiah misalnya berhasil menguat 0,54% atau 73 poin pada perdagangan hari ini menuju Rp13.367 per dolar AS, dengan kurs tengah BI dipatok Rp13.370 per dolar AS. Ini merupakan penguatan rupiah dalam dua hari terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper