Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indofood (INDF) Kaji Skema Pembayaran Obligasi Jatuh Tempo Senilai Rp2 Triliun

Indofood Sukses Makmur tengah mengkaji skema pembayaran surat utang obligasi yang bakal jatuh tempo pada semester I/2017 senilai Rp2 triliun.
obligasi
obligasi

Bisnis.com, JAKARTA--PT Indofood Sukses Makmur Tbk. tengah mengkaji skema pembayaran surat utang obligasi yang bakal jatuh tempo pada semester I/2017 senilai Rp2 triliun.

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), obligasi Grup Salim ini senilai Rp2 triliun yang jatuh tempo pada 31 Mei. Dalam laporan keuangan Indofood Sukses Makmur per September 2016, utang bank jangka pendek dan cerukan mencapai Rp7,89 triliun.

Sementara itu, utang emiten bersandi saham INDF jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Rp2,23 triliun dan utang obligasi senilai Rp1,98 triliun. Di sisi lain, utang jangka panjang, setelah dikurangi utang yang jatuh tempo dalam setahun menjadi Rp15,22 triliun.

"Masih dalam kajian saat ini," ungkap Direktur Indofood Sukses Makmur Werianty Setiawan, Selasa (27/12/2016).

Hingga September 2016, posisi kas dan setara kas Grup Salim per September 2016 senilai Rp11,47 triliun. Adapun total utang INDF berkisar Rp27,3 triliun, sedangkan ekuitas senilai Rp44,9 triliun.

Analis PT Daewoo Securities Indonesia Dang Maulida mengungkapkan debt equity ratio (rasio utang terhadap modal/DER) masih sekitar 60%. Menurutnya, rasio tersebut masih sangat terjaga. Dia mengatakan emiten barang-barang konsumsi ini akan mempertimbangkan skema pembayaran utang dan surat utang yang cepat.

"Indofood bisa saja menggunakan kas, atau juga refinancing. Mereka akan kaji mana yang memberikan profit," ungkap Dang.

Dang menuturkan bila Grup Salim merasa untung dalam melakukan refinancing dan memperoleh bunga yang kompetitif, maka penerbitan surat utang kembali sangat kemungkinan dilakukan.

Hingga September 2016, penyerapan belanja modal hingga September 2016 masih mencapai 45% atau senilai Rp3,2 triliun dari total proyeksi senilai Rp7,5 triliun.

Komponen belanja modal INDF paling besar berada pada segmen agribisnis senilai Rp1,86 triliun, disusul segmen produk konsumen bermerek Rp902,6 miliar, Bogasari Rp268,08 miliar dan distrbusi senilai Rp165,69 miliar.

Dalam laporan keuangan INDF, nilai laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemiliki entitas induk per September 2016 mencapai Rp3,24 triliun, tumbuh 92,85% dari posisi Rp1,68 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara itu, nilai penjualan bersih emiten bersandi saham INDF ini mencapai Rp49,86 triliun, tumbuh 4,83% dari posisi Rp47,56 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Adapun kelompok usaha strategis (grup) produk konsumen bermerek (CBP), Bogasari, agribisnis dan distribusi masing-masing memberikan kontribusi sekitar 52%, 23%, 17% dan 8% terhadap total penjualan neto konsolidasi.

Penyumbang pendapatan terbesar yakni PT Indofood CBP Tbk.. Adapun nilai penjualan bersih dari anak usaha INDF ini mencapai Rp26,47 triliun hingga kuartal III/2016 tumbuh 9,87% dari posisi Rp 24,09 triliun pada periode yang ama tahun sebelumnya.

Kontribusi penjualan emiten bersandi saham ICBP dari divisi mi instan, dairy (susu), makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi & makanan khusus dan minuman masing-masing mencapai 64%, 20%, 7%, 2%, 2% dan 5%.

Pada September 2016, laba usaha ICBP tumbuh 24,2% secara tahunan menjadi Rp3,97 triliun dari Rp3,2 triliun dan marjin laba usaha naik menjadi 15% dari posisi 13,3% yang disebabkan oleh peningkatan penjualan. Selain itu, laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada September 2016 tumbuh 15,9% year on year menjadi Rp2,82 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper