Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK: Stok Minyak AS Diperkirakan Turun, WTI Lanjut Reli

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Februari diperdagangkan pada US$53,60 per barel pada 04.50 di New York Mercantile Exchange. Adapun kontrak Januari naik 11 sen ke posisi US$52,23 per barel pada Selasa.
Ilustrasi/jibiphoto
Ilustrasi/jibiphoto

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah memperpanjang penguatan setelah laporan industri menunjukkan penurunann stok minyak mentah AS.

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Februari diperdagangkan pada US$53,60 per barel pada 04.50 di New York Mercantile Exchange. Adapun kontrak Januari naik 11 sen ke posisi US$52,23 per barel pada Selasa.

Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman Februari naik 43 sen atau 0,8% ke level US$55,35 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.

Seperti dilansir Bloomberg, American Petroleum Institute mengatakan pada Selasa malam bahwa persediaan minyak mentah nasional merosot 4,15 juta barel pekan lalu, sementara Badan Administrasi Energi AS pada Rabu diperkirakan melaporkan penurunan minyak AS sebanyak 2,5 juta barel, menurut survei Bloomberg.

Sementara itu, Libya National Oil Corp menyatakan membuka kembali kilang minyak di Sharara dan El-Feel dan akan membantu meningkatkan produksi sebanyak 175.000 barel per hari dalam waktu satu bulan dan 270.000 dalam tiga bulan ke depan

"Minyak mentah sedang dalam masa konsolidasi," Gene McGillian, manajer riset pasar Tradition Energy, seperti dikutip Bloomberg.

"Harga akan berfkultuasi tergantung apa sentimen utamanya. Setiap sentimen yang menunjuk pada kecurangan kuota atau peningkatan produksi akan memberikan tekanan ke pada pasar," lanjutnya.

Libya juga akan memuat kargo minyak mentah pertamanya dalam dua tahun terakhir dari pelabuhan minyak Es Sider, terminal ekspor terbesar negara tersebut.

Kembalinya negara produsen minyak ini, yang dibebaskan dari kesepakatan pemangkasan produksi oleh OPEC karena perselisihan internal, akan memberikan lebih banyak tekanan pada OPEC dan produsen lain yang tergabung dalam kesepakatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper