Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Tangguh, Penguatan Emas Sementara

Harga emas memudar seiring dengan menanjaknya nilai dolar AS dan menyusutnya kekhawatiran atas peristiwa geopolitik global.
Emas batangan/Reuters
Emas batangan/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas memudar seiring dengan menanjaknya nilai dolar AS dan menyusutnya kekhawatiran atas peristiwa geopolitik global.

Pada perdagangan Selasa (20/12) pukul 17:37 WIB, harga emas spot turun 4,8 poin atau 0,42% menuju ke US$1.133,41 per troy ounce (Rp489.602 per gram). Sementara emas Comex kontrak Februari 2017 merosot 8,1 poin atau 0,71% menjadi US$1.134,6 per troy ounce.

Adapun harga jual emas Antam pada Selasa (20/12 ) turun Rp1.000 menjadi Rp545.600-Rp585.000 per gram. Sementara harga buyback dipatok Rp488.000 per gram.

Madhavi Mehta, analyst Kotak Commodity Services Pvt., di Mumbai, mengatakan harga emas mendapat dorongan sementara dari meningkatnya pembelian terhadap aset haven. Setidaknya, ada empat peristiwa besar yang mendasarinya.

Peristiwa tersebut ialah penembakan Duta Besar Rusia di Turki, dugaan serangan teroris di Jerman dan Swiss, serta penyitaan pesawat tak berawak milik AS oleh China. Alhasil emas menguat dalam dua sesi perdagangan sebelumnya.

Meski demikian, insiden yang baru-baru ini terjadi tidak cukup mengangkat emas dari tren bearish akibat keputusan Federal Reserve yang bakal melanjutkan kenaikan suku bunga, sehingga menguatkan dolar AS. The Fed menargetkan pengetatan kebijakan moneter itu dilakukan sebanyak tiga kali pada 2017.

"Emas hanya mendapat dorongan sementara dari pembelian aset haven. Namun, sentimen bearish masih membayangi," ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (20/12/2016).

Mata uang dolar mendapat tenaga baru dari pidato Gubernur The Fed Janet Yellen yang optimis terhadap pertumbuhan tenaga kerja AS dan prospek perekonomian domestik ke depan. Di sisi lain, rapat BOJ yang menetapkan suku bunga negatif membuat yen melemah, sehingga investor beralih ke greenback.

Suki Cooper, Precious Metals Analyst Standard Chartered Bank di New York, menyampaikan sejak pemilihan presiden AS, reli harga emas sejak awal tahun sudah mereda. Bahkan adanya peluang kenaikan membuat terbukanya kesempatan bagi investor untuk melakukan aksi jual.

"Harga emas kini berisiko mengalami tekanan lebih lanjut," paparnya dalam riset.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper