Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pekan Depan IHSG Berpeluang Terkoreksi

IHSG pada pekan depan diprediksi terkoreksi hingga 5.160-5.315
Siluet karyawan di dekat monitor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, di Jakarta, Senin (3/10)./JIBI/Bisnis/NurulHidayat
Siluet karyawan di dekat monitor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, di Jakarta, Senin (3/10)./JIBI/Bisnis/NurulHidayat

Bisnis.com, JAKARTA -- Indeks harga saham gabungan pada pekan depan, 13 hingga 16 Desember 2016, diprediksi bergerak di kisaran 5.160-5.315.

Lanjar Nafi, analis Reliance Securities, mengatakan secara teknikal indeks harga saham gabungan (IHSG) berhasil menutup gap pada pekan ini dan mendekati target pergerakan rerata 50 hari di level 5.315. Indikator Stochastic serta momentum RSI yang mulai terlihat jenuh beli menjadi sinyal tekanan atau koreksi jangka pendek IHSG. AO dan AC indikator pun seakan kehilangan momentum histogram dengan melambatnya akselerasi dari pergerakan tren dan volume.

"Diperkirakan IHSG pada pekan depan cenderung berpeluang terkoreksi jika tidak mampu break out MA50 sebagai resistance terdekatnya. IHSG akan bergerak pada rentang 5.160-5.315," kata Lanjar dalam riset yang terbit pada Jumat (9/12/2016).

Saham- saham yang dapat dicermati pada pekan depan di antaranya AKRA dengan support resistance 6.300-6.650, CPIN dengan support resistance 3.100-3.280, CTRS  dengan support resistance 2.650-2.880, INCO dengan support resistance 3.280-3.660, dan MPPA dengan support resistance 1.670-1.885.

Menurut Lanjar, data ekonomi dari dalam negeri yang menjadi perhatian investor pada pekan depan yakni data aktivitas ekspor impor, neraca perdagangan, tingkat suku bunga, dan pertumbuhan pinjaman. Neraca perdagangan diperkirakan berkurang hingga ke posisi $0,75 miliar dari $1,21 miliar dengan ancaman tumbuhnya aktivitas impor jelang akhir tahun.

Sentimen lain dari Asia yakni tingkat penjualan ritel, produksi industri di Tiongkok, produksi industri dan aktivitas manufaktur di Jepang. Dari Eropa yakni tingkat inflasi, tingkat pengangguran serta aktivitas manufaktur di zona Eropa. Hal lain yang menjadi fokus utama investor yakni data ekonomi AS seperti penjualan ritel, persediaan minyak, tingkat pengangguran, dan tingkat kemampuan konsumen guna mengukur kekuatan ekonomi AS menghadapi peningkatan biaya pinjaman.

"Pergerakan bursa global pada pekan depan diperkirakan berpeluang terkoreksi menanti data ekonomi di AS menyambut keputusan dan komentar FOMC terhadap tingkat suku bunga," tutur Lanjar.

Pada perdagangan Jumat (9/12/2016) IHSG ditutup naik 0,08%. Investor asing melakukan aksi jual bersih sebesar Rp54,87 miliar. Total capital out flow mingguan mencapai Rp2,27 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper