Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Koreksi Batubara Masih Wajar

Koreksi harga batu bara dalam waktu dekat merupakan hal yang wajar. Pasalnya, harga sudah overbought sejak mengalami tren menanjak.
Kapal tunda menarik muatan batubara melintasi sungai Mahakam, di Samarinda, Kaltim./REUTERS-Beawiharta
Kapal tunda menarik muatan batubara melintasi sungai Mahakam, di Samarinda, Kaltim./REUTERS-Beawiharta

Bisnis.com, JAKARTA--Koreksi harga batu bara dalam waktu dekat merupakan hal yang wajar. Pasalnya, harga sudah overbought sejak mengalami tren menanjak.

Pada penutupan perdagangan Rabu (7/12), harga batu bara kontrak Desember 2016 di bursa ICE Rotterdam meningkat 1,77% atau 1,4 poin menjadi US$80,65 per ton. Sebelumnya, harga terkoreksi dalam empat perdagangan terakhir.

Mulai April 2016, pemerintah China menetapkan pemangkasan waktu kerja perusahaan batu bara dari 330 hari per tahun menjadi 276 hari per tahun. Sejak itulah harga batu bara menunjukan tren menanjak.

Wahyu Tribowo Laksono, Analis Central Capital Futures, mengatakan tren menurun yang terjadi dalam waktu dekat merupakan koreksi yang wajar. Pasalnya harga sudah mengalami overbought.

"Terlepas dari lonjakan harga minyak akibat langkah OPEC, harga batu memiliki tren yang berbeda. Faktor China menjadi penentu sejauh mana harga batu hitam dapat bergerak," ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis (8/12/2016).

Sentimen positif terhadap batu bara berasal dari langkah Negeri Panda yang meningkatkan permintaan dan mengurangi produksi. Namun, pemerintah bereaksi untuk menstabilkan harga yang sudah naik terlampau tinggi.

Sementara itu, ada tiga faktor yang dapat menekan batu bara. Pertama, peningkatan masa operasional industri batu bara sejak September untuk menambah pasokan selama musim dingin.

National Development and Reform Commission (NDRC) menyampaikan semua perusahaan yang sudah memenuhi standar keselamatan bisa memulihkan operasi dari 276 hari menjadi 330 hari.

Kedua, pengamanan kontrak jangka panjang dengan perusahaan pembangkit listrik. Di China Utara, produsen batu bara dan perusahaan litrik sudah menjalin kesepakatan harga batu bara thermal 2017 sebesar 535 yuan (US$105) per ton. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan harga di pasar senilai 750 yuan per ton.

Ketiga, faktor musiman. Biasanya, Desember merupakan puncak permintaan batu hitam, sedangkan pada Januari dan Februari tren menurun selama liburan Festival Musim Semi.

Dalam seminggu ke depan, harga bisa bergulir di area US$82--US$90 per ton. Sementara untuk jangka menengah atau sampai kuartal I/2017, rentang harga berada di kisaran US$70--US$110 per ton.

"Area US$82--US$103 memiliki daya tarik yang kuat. Sampai akhir 2016 mungkin harga berada di US$85 per ton," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper