Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Intraco Penta (INTA) Proyeksi Pendapatan Listrik Rp32,72 Triliun

Emiten alat berat PT Intraco Penta Tbk. (INTA) memproyeksikan pendapatan dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Bengkulu dapat mencapai US$2,46 miliar setara Rp32,72 triliun.
 PT Intraco Penta Tbk./Istimewa
PT Intraco Penta Tbk./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA—Emiten alat berat PT Intraco Penta Tbk. (INTA) memproyeksikan pendapatan dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Bengkulu dapat mencapai US$2,46 miliar setara Rp32,72 triliun.

Direktur Utama Intraco Penta Petrus Halim mengatakan perseroan tengah mengincar tender pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Saat ini, perseroan telah memulai konstruksi PLTU di Bengkulu berkapasitas 2x100 MW.

"Kami akan ikut tender PLTU lagi, kami hanya ikut tender yang kemungkinan besar akan menang. Potensi menang tender kami mencapai 100%,"  katanya dalam paparan publik, Rabu (7/12/2016).

Emiten bersandi saham INTA tersebut bakal meninjau lokasi pembangunan proyek PLTU. Perseroan ingin mengendalikan manajemen perusahaan patungan PLTU tersebut, meskipun hanya akan menjadi pemilik saham minoritas. "Tapi berikutnya harus di atas 50%."

Tidak hanya membangun, Intraco Penta juga bakal menggelar aksi anorganik melalui akuisisi untuk memperbesar kepemilikan saham di dalam PLTU. Rencananya, kepemilikan saham di dalam PLTU Bengkulu akan ditingkatkan secara bertahap hingga 49%.

Sektor kelistrikan, kata dia, ditargetkan akan memberikan kontribusi terhadap total pendapatan sebagai pendapatan berulang (reccuring income) setelah beroperasi pada 2020. Nantinya, recurring income bakal meningkat bertahap hingga 50%.

Pendapatan dari PLTU Bengkulu diproyeksikan mencapai US$2,46 miliar setara Rp32,72 triliun dalam waktu 25 tahun. Untuk PLTU itu, perseroan telah mengantongi pinjaman dari International and Commercial Bank of China Limited (ICBC) dan Export and Import Bank of China senilai US$270 juta.

Adapun, INTA membidik pendapatan dapat naik menjadi Rp1,4 triliun-Rp1,5 triliun di akhir tahun ini. Kontribusi penjualan alat berat sektor pertambangan ditargetkan meningkat tajam seiring dengan lonjakan harga batu bara.

Khusus penjualan alat berat, manajemen INTA membidik dapat meningkat 20% year-on-year dari 400-450 unit sepanjang tahun ini. Perseroan membidik pertumbuhan pendapatan 20% pada 2017 dengan contract on hand senilai Rp1,23 triliun.

Direktur Keuangan INTA Fred L. Manibog menambahkan kontribusi jasa fabrikasi penunjang infrastruktur melonjak delapan kali lipat menjadi Rp42 miliar hingga kuartal III/2016. Sedangkan, kontribusi alat berat konstruksi naik 17% menjadi Rp698 miliar.

INTA hingga akhir tahun membidik target pendapatan Rp1,4 triliun hingga Rp1,5 triliun. Hingga September, perseroan telah mengantongi pendapatan Rp1 triliun, lebih rendah sedikit dari sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper