Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ingin Ubah Persepsi Rupiah atas Dolar, DPR Ingatkan Pemerintah

Anggota Komisi XI DPR Heri Gunawan mengingatkan hati-hati terhadap kebijakan yang ingin mengubah persepsi ketergantungan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat agar jangan sampai menimbulkan persepsi ketergantungan baru kepada mata uang negara lainnya.
Karyawan menghitung lembaran uang rupiah dan dolar./JIBI-Endang Muchtar
Karyawan menghitung lembaran uang rupiah dan dolar./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR Heri Gunawan mengingatkan hati-hati terhadap kebijakan yang ingin mengubah persepsi ketergantungan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat agar jangan sampai menimbulkan persepsi ketergantungan baru kepada mata uang negara lainnya.

"Permintaan Presiden Jokowi untuk mengubah persepsi ketergantungan rupiah terhadap dolar AS jangan sampai menimbulkan persepsi baru bahwa ekonomi kita sedang diarahkan untuk bergantung ke negara lain," kata Heri Gunawan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (7/12/2016).

Menurut politisi Fraksi Partai Gerindra itu, nilai ekspor Indonesia yang rendah ke AS tidak harus direspons dengan mengubah persepsi tersebut.

Dia mengingatkan meski ekspor ke Amerika Serikat tidak setinggi ke sejumlah negara lainnya, neraca perdagangan dengan AS selalu mengalami surplus.

Adapun neraca perdagangan Indonesia dengan mitra perdagangan utama, yaitu China, selalu mengalami defisit.

Heri Gunawan berpendapat bahwa upaya paling efektif untuk menghindari ketergantungan persepsi rupiah terhadap mata uang lain adalah dengan meningkatkan kemandirian ekonomi bangsa.

"Semakin kita bergantung ke suatu negara, maka naik-turunnya rupiah juga akan sangat dipengaruhi oleh dinamika ekonomi di negara tersebut," paparnya.

Dengan meningkatkan kemandirian ekonomi nasional selaras dengan nilai Pancasila serta yang ada dalam UUD 1945, maka mata uang nasional tidak lagi bergantung persepsinya kepada mata uang negara lainnya.

Sebagaimana diwartakan, ajakan Presiden Joko Widodo agar fundamental ekonomi Indonesia tidak hanya diukur dari kurs rupiah terhadap dolar AS, melainkan terhadap mata uang negara maju lainnya cukup realistis dan memungkinkan. Namun, hal itu membutuhkan cukup waktu dan konsensus bersama.

"Misalnya mata uang lain ingin menjadi acuan dalam transaksi perdagangan, itu memerlukan proses yang lama. Perkiraan saya, dua atau tiga dekade dan tidak mudah," kata Presiden Direktur Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Didiek J. Rachbini.

Menurut Didiek, dalam pernyataannya, Presiden ingin mengajak pelaku pasar untuk memandang kondisi ekonomi domestik secara komprehensif dan proposional, tidak melulu melalui patokan kurs dolar AS. Hal itu karena transaksi perdagangan antara Indonesia dengan AS juga bukan yang terbesar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper