Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Rapat ECB dan The Fed, Euro Terancam Lesu

Mata uang euro berpeluang melemah menjelang rapat European Central Bank (ECB) pada lusa dan rapat Federal Reserve minggu depan.
Euro/Ilustrasi-Reuters
Euro/Ilustrasi-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang euro kemungkinan melemah menjelang rapat European Central Bank (ECB) pada lusa dan rapat Federal Reserve minggu depan.

Hari ini, Selasa (6/12/2016), pukul 19.01 WIB, euro terkoreksi 0,22% menuju 1,074 per dolar AS. Sementara ITU, indeks dolar AS pada pukul 18.53 meningkat 0,19% menuju 100,28.

Sebelumnya pada Senin (5/12) pagi, harga sempat jatuh ke 1,0506 dolar AS yang menjadi level terendah sejak Maret 2015, dan berbalik ke 1,0764 per dolar AS.

Hasil referendum Italia yang menolak reformasi konstitusidan mendorong Perdana Menteri Matteo Renzi untuk mundur sempat membuat anjlok euro ke level terendah dalam 20 bulan. Namun, pasar sudah bisa mengantisipasi hasil penolakan yang meraup 59,5% suara sehingga mata uang langsung mengalami rebound.

Wahyu Tribowo Laksono, Analis Central Capital Futures, mengatakan kemenangan kubu penolak dalam referendum memperkuat kepercayaan diri Partai Five Star Movement. Partai yang mengambil jalur populis ini mewacanakan untuk menarik Italia dari Uni Eropa.

"Reaksi seperti Brexit inilah yang membuat euro sempat anjlok. Namun, kecemasan tersebut kemudian mereda, setidaknya belum mengarah ke sana [keluar dari Eropa]," ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa.

Kecemasan akan hasil referendum Italia menyejuk setelah pernyataan Francois Villeroy de Galhau, anggota dewan gubernur ECB yang juga Gubernur Bank Sentral Prancis.

Villeroy menyampaikan referendum reformasi konstitusi Italia tidak dapat dibandingkan dengan referendum Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa. Pembuat kebijakan juga masih melihat konsekuensi dalam waktu dekat akibat keputusan referendum Negeri Pizza.

Wahyu mengatakan, peningkatan mata uang euro juga ditopang membaiknya perekonomian domestik. Data penjualan ritel di zona Benua Biru pada periode Oktober tumbuh 1,1% dibandingkan estimasi konsensus analis 0,9% dan meningkat dari kontraksi 0,4% pada September.

Dalam waktu dekat, euro dapat mengalami penguatan karena investor masih bertindak hati-hati menjelang rapat ECB pada Kamis (8/12).

Bank sentral diprediksi mengumumkan perpanjangan program pelonggaran kuantitatif (quantitative easing/QE) tentang rencana pembelian aset. Sebelumnya, masa penggelontoran stimulus sebesar 80 juta euro (US$86 miliar) per bulan akan berakhir pada Maret 2017.

Jika perpanjangan program QE dibatalkan, pelaku pasar mungkin enggan bertaruh bearish untuk euro. Apalagi secara historis, bulan Desember merupakan masa peningkatan mata uang tersebut dengan rata-rata 2%.

Pada Desember 2015, euro mencapai 1,0563 pada tanggal 2, kemudian mengakhiri perjalananan dengan kenaikan 3,26% sepanjang bulan itu. Kini, pasar akan berfokus kepada agenda rapat ECB dan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 13--14 Desember.

Dolar AS memiliki peluang besar untuk meningkat terutama setelah The Fed memutuskan pengerekan suku bunga. Artinya, sentimen terhadap mata uang euro seimbang, meskipun lebih cenderung untuk mengalami penurunan.

Secara teknikal, selama harga belum menembus 1,046 per dolar AS, maka potensi rebound akan bertahan di sekitar 1,06--1,07 per dolar AS. Bila berhasil mencapai ke area 1,04 per dolar AS peluang untuk menuju 1,03 per dolar AS kian terbuka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper