Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi & Politik Kondusif, Rupiah Stabil Sampai Akhir Tahun

Mata uang rupiah diprediksi bergerak stabil ke areaRp13.500--Rp13.600 per dolar AS pada akhir tahun seiring dengan kondusifnya situasi ekonomi dan politik di dalam negeri.
Ilustrasi seorang pegawai bank tengah menghitung penukaran uang rupiah dengan dolar AS/Bisnis.com
Ilustrasi seorang pegawai bank tengah menghitung penukaran uang rupiah dengan dolar AS/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA--Mata uang rupiah diprediksi bergerak stabil ke areaRp13.500--Rp13.600 per dolar AS pada akhir tahun seiring dengan kondusifnya situasi ekonomi dan politik di dalam negeri.

Namun demikian, mata uang Garuda masih akan dibayangi tekanan eksternal seperti pengerekan suku bunga Federal Reserve pada mingu depan dan volatilitas mata uang global yang menyertainya.

Pada perdagangan Selasa (6/12), rupiah ditutup menguat 0,52% atau 70 poin ke Rp13.370 per dolar AS setelah bergerak di kisaran Rp13.340--Rp13.424 per dolar AS. Sementara kurs tengah BI pada dipatok Rp13.405 per dolar AS.

Mata uang Garuda berhasil lolos dari penguatan dolar. Indeks dolar AS pada pukul 18:53 meningkat 0,19% menuju 100,28.

Faisyal, analis Monex Investindo Futures, menyampaikan penguatan rupiah dalam waktu dekat didukung oleh dua faktor, yakni penguatan harga minyak mentah dan aksi unjuk rasa 212 yang berjalan damai.

Penguatan harga minyak turut mengerek harga komoditas di Tanah Air, sehingga menaikkan optimisme terhadap pertumbuhan pendapatan negara. Di samping itu, keputusan Indonesia untuk membekukan posisi dari OPEC membuat angka produksi minyak domestik di level normal.

Sementara aksi unjuk rasa 212 yang merupakan lanjutkan aksi 411 berhasil berjalan dengan damai. Sentimen ini memberikan proyeksi situasi politik yang kondusif, sehingga investor asing kembali merangsek ke dalam negeri.

"Saya rasa dua faktor ini yang menguatkan rupiah. Stabilitas ekonomi dan politik memberikan kepastian bagi dunia usaha," tuturnya saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (6/12/2016).

Adapun data ekonomi domestik terkini, yakni Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) mengalami pelemahan. Kemarin, Bank Indonesia melansir IKK periode November masih berada di level optimis 115,9 meski melemah dari bulan sebelumnya sebesar 116,8.

Penurunan IKK disebabkan merosotnya Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) saat ini dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) masing-masing senilai 0,4 poin dan 1,4 poin. Namun, porsi konsumsi terhadap pendapatan meningkat 1% menjadi 72%.

Besok, pasar menunggu rilis data cadangan devisa. Ada kemungkinan rupiah mengalami pelemahan tipis karena sejak dolar AS menguat pasca Trump terpilih sebagai Presiden AS, BI gencar menggelontorkan dana untuk mengintervensi.

Faisyal optimis, mata uang rupiah akan bergerak stabil sampai akhir tahun meskipun Federal Reserve dipercaya bakal mengerek suku bunga pada minggu depan. Menguatnya rupiah juga menembus sentimen volatilitas mata uang global seperti yuan, yen, dan euro akibat pengaruh The Fed.

Pada penghujung 2016, rupiah diprediksi mencapai Rp13.500--Rp13.600 per dolar AS. Sentimen negatif lain yang dapat memengaruhi ialah peningkatan pembelian mata uang asing menjelang libur akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper