Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OPEC dan non-OPEC Bertemu, Harga Minyak Bakal Lanjutkan Kenaikan

Harga minyak mentah diprediksi kian memanas setelah adanya rencana pertemuan untuk membahas pemangkasan produksi antara OPEC dengan negara non OPEC seperti Rusia dan Oman pada 10 Desember mendatang.
Ilustrasi harga minyak naik
Ilustrasi harga minyak naik

Bisnis.com, JAKARTA--Harga minyak mentah diprediksi kian memanas setelah adanya rencana pertemuan untuk membahas pemangkasan produksi antara OPEC dengan negara non OPEC seperti Rusia dan Oman pada 10 Desember mendatang.

Pada perdagangan Jumat (2/12) WIB harga minyak WTI kontrak Januari 2017 berada di posisi US$51,68 per barel, naik 0,62 poin atau 0,1,21%. Sementara minyak Brent kontrak Februari 2017 bertengger di US$54,46 per barel, meningkat 0,52 poin atau 0,96%.

Dalam rapat OPEC di Wina, Austria, organisasi memutuskan pemangkasan produksi sebesar 1,2 juta barel per hari menjadi 32,5 juta barel per hari mulai awal 2017. Pasar menyambut baik rencana ini sehingga melejitkan harga.

Menteri Perminyakan dan Gas Oman Mohammad bin Hamad al-Rumhy, mengatakan pihaknya sebagai salah satu negara non-OPEC akan menghadiri pertemuan bersama OPEC pada 10 Desember di Wina. Negara non-OPEC saat ini masih berdiskusi untuk memangkas produksi sebesar 3%--4%.

Oman sebelumnya menyampaikan bersedia memangkas produksi antara 5%--10%. Adapun tingkat penambangan harian mencapai sekitar 1 juta barel per hari.

"Bila perjanjian pembatasan pasokan minyak mentah berjalan lancar, harga akan segera membaik ke dalam kisaran US$50--US$60 per barel pada 2017," papar Rumhy seperti dikutip dari Reuters, Minggu (4/12).

OPEC berharap dengan pemangkasan produksi sekitar 1,2 juta barel per hari, negara non-OPEC dapat turut serta dengan pengurangan suplai baru sejumlah 600.000 barel per hari. Rusia menyampaikan pihaknya bisa mengurangi pasokan sekitar 300.000 barel per hari.

Wakil Menteri Energi Rusia Kirill Molodtsov, menyampaikan akan menggunakan tingkat produksi periode November sebagai dasar dalam perjanjian pemangkasan suplai. Tingkat produksi minyak pada bulan lalu sebesar 11,23 juta barel per hari merupakan level tertinggi dalam hampir 30 tahun terakhir.

Angka tersebut melonjak 500.000 barel per hari dari Agustus, sebelum Negeri Beruang Merah menjalin kesepakatan non formal dengan OPEC dalam perjanjian di Aljazair. Pertemuan itu dilakukan dalam Forum Energi Internasional pada 28 September lalu.

"Perjanjian kami akan terbentuk di sekitar angka ini [11,23 juta barel per hari]," tutur Molodtsov.

Namun, tren peningkatan produksi minyak mentah di Rusia masih akan berlanjut. Pada Desember, rerata suplai baru diperkirakan sebesar 11,3 juta barel per hari.

Leonid Fedun, Wakil Presiden Lukoil, perusahaan tambang minyak dan gas asal Rusia, mengatakan pemotongan produksi dari ngaranya mungkin baru bisa terjadi pada kuartal II/2017. Pasalnya, kondisi cuaca yang buruk membutuhkan lebih banyak minyak.

Menurutnya, pemangkasan produksi juga cukup dilakukan dalam jangka waktu satu tahun untuk menyeimbangkan pasar. Setelah itu, para produsen bisa memacu suplai kembali ke tingkat sebelumnya.

Selain Rusia dan Oman, negara non-OPEC lainnya seperti Azerbaijan, Kazakhstan, Meksiko, dan Bahrain akan ikut serta dalam kesepakatan pemangkasan produksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper