Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Merosot, Investor Lebih Takut Inkonsistensi Kebijakan Dibanding Demo

Investor global memindahkan dana mereka dari pasar-pasar di negara berkembang yang dinilai lebih berisiko mengantisipasi kenaikan suku bunga AS.
Bursa emerging markets/Reuters
Bursa emerging markets/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Saham-saham di negara berkembang membukukan penurunan paling tajam dalam tiga pekan tertekan sentimen The Fed.

Indeks MSCI Emerging Markets meneruskan tren negatif dengan penurunan 0,6% pada perdagangan Jumat (2/12/2016).Saham-saham di negara berkembang berada di bawah tekanan aksi cari aman para pelaku pasar di dunia menjelang keputusan suku bunga The Fed. 

Investor global memindahkan dana mereka dari pasar-pasar di negara berkembang yang dinilai lebih berisiko mengantisipasi kenaikan suku bunga AS. Saat ini keyakinan pelaku pasar atas kenaikan Fed Fund Rate mencapai 100%, naik dari posisi 68% pada awal November. 

Indeks Shanghai yang ditutup turun 0,9% pada perdagangan Jumat mengakhiri pekan terburuk sejak akhir September. Adapun saham perusahaan China yang diperdagangkan di Hong Kong, Hang Seng China Enterprises Index, merosot 1,1%.

Indeks nilai tukar mata uang negara berkembang naik 0,1% setelah sempat merosot hingga 0,4%.

“Di tengah ekspektasi pasar yang tinggi, data tenaga kerja yang soft, memukul dolar,” kata Christopher Shiells dari Informa Global Markets kepada Bloomberg.

Pergerakan investor di pasar negara berkembang juga terpengaruh oleh referendum di Italia yang berpotensi memaksa Perdana Menteri Matteo Renzi mundur dan menimbulkan gejolak politik.

“Permintaan atas aset yang berisiko tidak akan membaik jika Italia menolak reformasi konstitusi. Pernyataan tidak akan diterjemahkan sebagai suara protes terhadap penguasa menjelang pemlu di Prancis, Belanda, dan Jerman tahun depan,” kata Piotr Matys dari Rabobank.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper