Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Pacu Konsumsi, Harga Karet Bakal Stabil di Atas 200 yen per kg

Harga karet diprediksi mengalami tren positif seiring dengan bertumbuhnya permintaan China. Sampai akhir 2016, harga diprediksi stabil di atas 200 yen per kg.

Bisnis.com, JAKARTA--Harga karet diprediksi mengalami tren positif seiring dengan bertumbuhnya permintaan China. Sampai akhir 2016, harga diprediksi stabil di atas 200 yen per kg.

Pada penutupan perdagangan Rabu (30/11), harga karet untuk kontrak Mei 2017 di Tokyo Commodity Exchange anjlok 4,92% atau 11,80 poin ke level 228,10 yen per kilogram (kg).

Sebelumnya pada Senin (28/11), harga karet yang mencapai 243,3 yen per kg mencatatkan kenaikan sebesar 33% sepanjang November 2016. Ini menjadi peningkatan bulanan terbesar sejak Mei 1988.

Sementara itu, di bursa Shanghai harga karet sudah meningkat hampir dua kali lipat sepanjang 2016. Adapun di bursa Thailand, sebagai produsen terbesar di dunia, mencatatkan pertumbuhan 70% tahun ini.

Berdasarkan data Bloomberg Commodity Index, harga karet telah melampaui seluruh komoditas pertanian setelah mengalami koreksi dalam tiga tahun ke belakang. Naiknya konsumsi China menjadi faktor pendorong utama.

Ma Xuezhe, analyst with Brilliant Futures Co. Ltd., mengatakan pemerintah setempat menerapkan kebijakan untuk mengurangi penggunaan truk tua guna penjagaan lingkungan dan menindak muatan barang yang berlebih bagi truk besar. Hal ini menyebabkan lonjakan permintaan ban yang tak terduga.

"Permintaan ini mendorong harga karet. Penjualan dan produksi truk-truk besar telah meningkat lebih dari 20% selama tahun ini, dan ada pertumbuhan 50% pada November," tuturnya seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (30/11/2016).

Menurut data China Association of Automobile Manufacturers penjualan truk berat (heavy trucks) meningkat 54% sepanjang tahun berjalan pada Oktober 2016. Sementara China Passenger Car Association menyebutkan penjualan mobil pada Oktober naik 20% menjadi 2,22 juta unit, sekaligus mencatatkan pertumbuhan dalam delapan bulan berturut-turut.

Xuezhe menyampaikan, penguatan karet juga didorong oleh turunnya persediaan di Negeri Panda. Berdasarkan data Shanghai Future Exchange, stok berkurang 35% menjadi 237.602 ton pada pekan lalu. Sementara menurut perhitungan Bloomberg persediaan di Qingdao anjlok 69% dalam delapan bulan sampai Oktober menjadi 83.200 ton.

Deddy Yusuf Siregar, Analis Asia Tradepoint Futures, menuturkan dalam waktu dekat harga terdorong sentimen positif karena minimnya stok karet di China dan tumbuhnya permintaan dari negara tersebut. Di SHFE, cadangan karet merosot 35% menjadi 237.602 ton menunjukkan penurunan terbesar sejak 2004.

Dari Tanah Air, banyak pengusaha karet di tingkat eksportir yang menahan stok agar harga di tingkat petani ikut meningkat. Penimbunan persediaan oleh tangan pertama juga membuat kebutuhan karet untuk industri mengalami kenaikan, karena menipisnya pasokan.

Komoditas untuk bahan baku ban ini juga terdorong penguatan harga minyak karena menyebabkan biaya pembuatan karet sintetis terkerek. Deddy pun berpendapat hingga akhir tahun harga cenderung menguat karena perbaikan fundamental.

"Melihat kondisi sekarang, harga karet di bursa Tokyo sampai akhir tahun berpeluang bergerak dalam rentang 200--248 yen per kg," tuturnya saat dihubungi Bisnis.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper