Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jakarta Setiabudi International (JSPT) Siapkan Capex Rp1,5 Triliun di 2017

Emiten properti, PT Jakarta Setiabudi International Tbk. (JSI), mengalokasikan belanja modal sebanyak Rp1,2 triliun hingga Rp1,5 triliun pada 2017.
Jakarta Setiabudi International mengalokasikan belanja modal sebanyak Rp1,2 triliun hingga Rp1,5 triliun pada 2017./ilustrasi
Jakarta Setiabudi International mengalokasikan belanja modal sebanyak Rp1,2 triliun hingga Rp1,5 triliun pada 2017./ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten properti, PT Jakarta Setiabudi International Tbk. (JSI), mengalokasikan belanja modal sebanyak Rp1,2 triliun hingga Rp1,5 triliun pada 2017. 

Lim Merry, Direktur Keuangan Jakarta Setiabudi, mengatakan sebanyak 20% hingga 30% belanja modal akan dipenuhi dari kas internal sedangkan sisanya berasal dari pinjaman berpabnkan. Dia menambahkan, perseroan bakal menjajaki pinjaman dari sejumlah bank yang saat ini sudah menjadi kreditor bagi perseroan.

"Saat ini masih dari OCBC NISP, kami juga puya relasi ke beberapa bank seperti Bank Mayora," jelasnya selepas paparan publik di Jakarta, Rabu (30/11/2016).

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, per 30 September 2016, total pinjaman jangka panjang emiten bersandi saham JSPT itu mencapai Rp477,753 miliar.

Sepanjang 2017, JSPT bakal melanjutkan sejumlah pembangunan proyek properti seperti renovasi Hyatt Regency Bali dan pembangunan Andaz Hotel Bali. Investasi untuk dua proyek ini diperkirakan mencapai Rp1,3 triliun. Hyatt Regency Bali diperkirakan rampung pada 2018 sedangkan Andaz Hotel menyusul setahun berikutnya. 

Selain itu, JSPT juga tengah membangun Hotel Pop Semarang dan akan memulai fase pertama pembangunan proyek multifungsi (mixed use) di Mega Kuningan pada 2017. Hotel Pop yang berkapasitas 137 kamar akan beroperasi di akhir 2017.

Chandra Asali, Direktur JSPT menambahkan, pada tahap awal perseroan bakal membangun perkantoran, hotel, dan pusat gaya hidup di atas lahan seluas 3,8 hektare. Pembangunan fase pertama ini menurut Chandra bakal memakan waktu hingga tiga tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper