Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGE EMAS: Belum Tembus US$1.200, Tren Bearish Masih Mendominasi

Selama harga emas gold spot berada di bawah US$1.200 per troy ounce, maka tren bearish atau kecenderungan untuk merosot masih mendominasi komoditas tersebut.

Bisnis.com, JAKARTA--Harga emas berhasil menguat akibat pelemahan dolar AS. Namun, selama harga emas gold spot berada di bawah US$1.200 per troy ounce, maka tren bearish atau kecenderungan untuk merosot masih mendominasi komoditas tersebut.

Pada perdagangan Senin (28/11) pukul 17:50 WIB, harga emas gold spot naik 7,53 poin atau 0,64% menuju ke US$1.191,08 per troy ounce atau Rp515.706,79 per gram.

Adapun harga jual emas Antam naik Rp1.000 per gram ke level Rp550.600—Rp590.000 per gram. Sementara harga buyback juga meningkat Rp1.000 menuju Rp514.000 per gram.

Penguatan emas terdorong oleh pelemahan dolar. Pada pukul 18:05 WIB, indeks dolar terpantau turun 0,31 poin atau 0,31% menuju ke 101,18. Angka ini menunjukkan kenaikan 2,59% sepanjang tahun berjalan.

Deddy Yusuf Siregar, Analis Asia Tradepoint Futures, mengatakan liburnya pasar AS untuk perayaan Thanksgiving memberikan ruang bagi emas untuk menguat karena pelemahan dolar AS. Namun, tren negatif terhadap logam mulia belum akan berubah.

Pergerakan indeks dolar AS akan berkebalikan dengan harga emas. Pasalnya, investor menganggap harga emas terlalu mahal dan beralih ke dolar sebagai aset lindung nilai.

"Penguatan emas juga sifatnya masih terbatas karena masih bergulir di bawah level psikologis US$1.200 per troy ounce. Pelaku pasar percaya bila emas masih berada di bawah harga tersebut, maka emas masih berada dalam periode bearish," ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Senin (28/11/2016).

Dalam sepekan ini, lanjut Deddy, pergerakan harga emas akan ditentukan oleh sejumlah rilis data ekonomi AS, seperti data pertumbuhan domestik bruto (PBD), indeks kepercayaan konsumen, dan data tenaga kerja atau non farm payroll (NFP).

Pada Selasa (29/11), Biro Statistik Ekonomi setempat akan melansir PDB preliminary periode kuartal III/2016. Konsensus analis memperkirakan data akan naik menjadi 3% dari PDB advance sebesar 2,9%.

Sebagai informasi, data PDB AS dikeluarkan dalam tiga tahap, yakni advance (terdepan), preliminary (selanjutnya), dan final (akhir). Data yang keluar pada besok merupakan PDB preliminary.

Dalam tanggal yang sama, indeks kepercayaan konsumen periode Oktober 2016 juga akan dirilis. Konsensus memprediksi indeks akan naik menjadi 101,3 dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 98,6.

Adapun pada Jumat (2/12), pasar menunggu rilis data tenaga kerja AS periode November 2016. Data NFP diperkirakan meningkat menjadi 165.000 dari sebelumnya 161.000, sedangkan tingkat pengangguran stabil di posisi 4,9%.

Deddy menyebutkan, bila data-data ekonomi AS pada pekan ini menunjukkan perbaikan maka harga emas semakin tertekan. Dia memprediksi sampai akhir tahun harga gold spot akan berada di posisi US$1.133--US$1.072 per troy ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper