Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Jatuh, Jangan Segera Jual

Harga emas jatuh ke level terendah dalam lima bulan terakhir akibat pernyataan Gubernur Federal Reserve Janet Yellen yang akan segera mengerek suku bunga.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA-- Harga emas jatuh ke level terendah dalam lima bulan terakhir akibat pernyataan Gubernur Federal Reserve Janet Yellen yang akan segera mengerek suku bunga.

Alhasil sentimen tersebut berhasil menguatkan dolar dan imbal hasil obligasi global AS. Di sisi lain, harga emas tersungkur karena daya tariknya berkurang.

Pada perdagangan Jumat (18/11/2016) pukul 14:36 WIB, harga emas gold spot turun 9,01 poin atau 0,74% menuju ke US$1.207,41 per troy ounce. Ini merupakan level terendah sejak Mei 2016.

Penurunan emas tertekan penguatan dolar AS. Pada pukul 14:27 WIB, indeks dolar terpantau naik 0,41 poin atau 0,41% menuju ke 101,3.

Permintaan batu kuning anjlok karena investor memperkirakan implikasi kebijakan Presiden AS Donald Trump yang dapat meningkatkan perekonomian. Terkini pada Kamis (17/11) waktu setempat, Gubernur The Fed Janet Yellen menegaskan Bank Sentral akan segera menaikkan suku bunga.

Pertimbangan The Fed ialah pertumbuhan ekonomi AS yang kian cemerlang. Penjualan rumah baru pada Oktober melonjak ke posisi sembilan tahun tertinggi. Sementara klaim pengangguran jatuh ke level terendah dalam empat dekade terakhir.

Bob Takai, chief executive officer and president of Sumitomo Corp. Global Research Co., mengatakan dalam kondisi optimistis tingkat suku bunga The Fed bakal naik, investor pasti akan menjual emas.

"Emas menjadi korban terbesar dari peningkatan dolar akibat cemerlangnya perekonomian AS," tuturnya seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (18/11/2016).

Namun demikian, Takai mengingatkan, agar investor tidak serta-merta melepas seluruh aset batu kuning. Pasalnya masih ada ketidakpastian seputar kondisi geopolitik global dan juga kebijakan Trump ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Sumber : bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper