Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK 3 NOVEMBER: Konflik Nigeria dan Pelemahan Dolar Dorong Rebound WTI

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak WTI kontrak Desember menguat 0,93% atau 0,42 poin ke US$45,76 per barel pada pukul 12.37 WIB, setelah dibuka dengan kenaikan 0,31% atau 0,14 poin di posisi 45,48.
 Anjungan minyak/Bloomberg
Anjungan minyak/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan harga minyak mentah dunia rebound dari pelemahannya pada perdagangan hari ini (Kamis, 3/11/2016), akibat serangan terhadap pipa minyak di Nigeria serta pelemahan dolar AS yang menopang sentimen pasar dan mendorong harga minyak dari level terendahnya.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak WTI kontrak Desember menguat 0,93% atau 0,42 poin ke US$45,76 per barel pada pukul 12.37 WIB, setelah dibuka dengan kenaikan 0,31% atau 0,14 poin di posisi 45,48.

Pada saat yang sama, patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak Januari 2017 melesat 1,22% atau 0,57 poin ke level US$47,43, setelah dibuka dengan kenaikan 0,62% atau 0,29 poin di level 47,15.

Seperti dilansir Reuters hari ini, harga minyak mentah mendapat support dari kekhawatiran akan gangguan suplai setelah para miltan di sumber minyak Niger Delta, wilayah selatan Nigeria, kemarin menyerang pipa minyak yang dioperasikan oleh Nigerian National Petroleum Corporation.

“Pasar selalu menjadi agak sensitif (berita tentang gangguan suplai),” ujar Ric Spooner, Kepala Analis pasar CMC Markets.

Di sisi lain, pelemahan dolar juga turut menopang harga di saat nilai harga minyak dalam mata uang dolar menjadi lebih murah untuk negara-negara pengimpor minyak.

Dolar melemah pada hari ketiga perdagangan seiring dampak ketidakpastian jelang pemilihan Presiden AS pekan depan yang menutupi petunjuk langkah The Fed dari pertemuan kebijakannya kemarin atas potensi kenaikan suku bunga pada Desember.

Harga minyak WTI kontrak Desember kemarin ditutup anjlok 2,85% atau 1,33 poin ke US$45,34 per barel, sedangkan patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak Januari 2017 juga ditutup dengan pelemahan tajam 2,66% atau 1,28 poin ke US$46,86 per barel.

Minyak mentah anjlok setelah rilis laporan stok minyak mentah mingguan AS menunjukkan kenaikan terbesar sehingga memicu kecemasan investor akan berlanjutnya kelebihan suplai global, setelah sebelumnya para Analis memprediksi produksi minyak mentah bulanan negara OPEC yang lebih tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper