Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Rejeki Isman (SRIL) Optimistis Pendapatan 2016 Naik 20%

Manajemen emiten tekstil dan garmen PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) optimistis pendapatan sepanjang periode 2016 dapat tumbuh 20% dari tahun lalu.
Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk. Iwan Setiawan Lukminto (tengah), berbincang dengan Wakil Direktur Utama Iwan Kurniawan Lukminto (kiri), dan Komisaris Utama Susyana, seusai paparan publik di Jakarta, Senin (29/6). Sritex membagikan dividen tunai sebesar Rp100 miliar pada tahun ini. /Bisnis.com
Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk. Iwan Setiawan Lukminto (tengah), berbincang dengan Wakil Direktur Utama Iwan Kurniawan Lukminto (kiri), dan Komisaris Utama Susyana, seusai paparan publik di Jakarta, Senin (29/6). Sritex membagikan dividen tunai sebesar Rp100 miliar pada tahun ini. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Manajemen emiten tekstil dan garmen PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) optimistis pendapatan sepanjang periode 2016 dapat tumbuh 20% dari tahun lalu.

Sri Rejeki Isman yang sohor dengan sebutan Sritex mengantongi laba bersih US$44,89 juta setara dengan Rp583,5 miliar pada kuartal III/2016. Perolehan itu merupakan 81% dari proyeksi konsensus sepanjang 2016.

Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk. Iwan Setiawan Lukminto menargetkan pertumbuhan laba bersih tahun ini minimum menyamai dengan perolehan periode 2015. Bahkan, laba bersih perseroan ditargetkan dapat tumbuh 20%.

"Kami estimasikan laba bersih 2016 tetap seperti 2015, bisa tumbuh 20%," ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis (3/11/2016).

Tahun lalu, emiten bersandi saham SRIL itu mengantongi laba bersih US$55,66 juta, naik 7,17% dari US$50,45 juta. Pendapatan tahun lalu naik 10,3% dari US$589,08 juta menjadi US$631,34 juta.

Allan Moran Severino, Direktur Keuangan emiten yang lebih sohor dengan sebutan Sritex itu, optimistis dapat meraup laba bersih sepanjang tahun ini senilai US$64,01 juta, naik 10%-15% year-on-year. Penjualan ditargetkan meningkat 5%-8% tahun ini.

Dalam laporan keuangan yang dirilis perseroan, Selasa (25/10), disebutkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk mencapai US$44,89 juta. Laba tersebut naik 17,2% dari perolehan periode yang sama tahun lalu US$38,3 juta.

Pendapatan yang diraup SRIL mencapai US$498,69 juta hingga kuartal III/2016, naik 4,9% dari periode yang sama tahun sebelumnya US$475,27 juta.

Beban pokok pendapatan juga meningkat 4,2% menjadi US$394,46 juta dari US$378,41 juta. Sehingga, laba kotor Sritex naik 7,6% menjadi US$104,2 juta dari US$96,8 juta.

Kerugian selisih kurs semakin berkurang menjadi US$405.250 dari sebelumnya US$3,55 juta. Akhirnya, laba periode berjalan mencapai US$44,89 juta, naik 17,2% yoy dari US$38,3 juta.

Investment Specialist PT BNI Asset Management Akuntino Mandhany, menilai SRIL memiliki lini bisnis hulu dan hilir. Pangsa pasar tekstil SRIL sangat terbuka, terutama untuk produk pakaian militer.

"Produksi dan target pasar Sritex jelas. Tapi penerbitan obligasi kemarin dikhawatirkan menjadi beban keuangan lagi," katanya.

Memang, lembaga pemeringkat Standard and Poor's menurunkan rating utang jangka panjang Sritex menjadi B+ dari BB- dengan outlook stabil. Obligasi global yang diterbitkan anak usahanya, Golden Legacy Ltd. senilai Rp4,65 triliun memiliki kupon 8,25%.

Menurut Akuntino, kupon bunga global bonds itu terbilang sangat besar. Dia khawatir, perseroan mendapatkan tambahan beban keuangan pembayaran bunga meskipun terjadi lindung nilai secara alamiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper