Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah tergelincir ke level terendah satu bulan terakhir karena spekulasi bahwa stok minyak mentah AS meningkat pekan lalu melebihi dampak ledakan pipa bahan bakar.
Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Desember pada penutupan perdagangan Selasa atau Rabu WIB, turun 0,19 poin atau 0,4% ke level US$46,67 per barel di New York Mercantile Exchange. Ini adalah penutupan terendah sejak September 27.
Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman Januari turun 0,47 poin atau 1% ke level US$48,14 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Ini adalah penutupan terendah sejak 27 September.
Berdasarkan survei Bloomberg sebelum laporan Badan Administrasi Energi AS, pasokan minyak mentah diperkirakan naik sebesar 2 juta barel. Sementara itu, American Petroleum Institute melaporkan pasokan minyak mentah AS diperkirakan akan naik 9,3 juta barel pekan lalu.
Harga minyak sempat menguat menyusul ledakan pipa di Alabama dan api yang dihasilkan menutup jalur utama dari Colonial Pipeline Co., yang membawa bahan bakar untuk Pelabuhan New York dari kilang di daerah Houston.
"Harga telah menguat pada September dan Oktober menyusul pembicaraan OPEC dan stok minyak AS turun," kata Tim Pickering, pendiri dan kepala investasi Auspice Capital Advisors Ltd, seperti dikutip Bloomberg.
"Minyak telah mengalami pelemahan tipis, yang tergolong normal. Kita harus melewati pemilihan presiden pekan depan sebelum pasar membuat langkah berikutnya," lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel