Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BOJ Bisa Gantungkan Harapan ke The Fed

Mata uang yen bakal berpotensi semakin melemah seiring dengan langkah Bank of Japan (BOJ) yang terus menggelontorkan stimulus untuk mengantisipasi pengerekan suku bunga Federal Reserve.
Mata uang Jepang. /Reuters`
Mata uang Jepang. /Reuters`

Bisnis.com, JAKARTA--Mata uang yen bakal berpotensi semakin melemah seiring dengan langkah Bank of Japan (BOJ) yang terus menggelontorkan stimulus untuk mengantisipasi pengerekan suku bunga Federal Reserve.

Pada perdagangan Selasa (25/10) pukul 18:22 WIB mata uang yen turun 0,35 poin atau 0,34% menuju ke 104,53 per dolar AS. Dalam waktu yang sama, indeks dolar AS terkoreksi 0,02% menjadi 98,74.

Heizo Takenaka, menteri perekonomian Jepang periode 2002--2005, menuturkan peningkatan suku bunga Federal Reserve pada Desember 2016 akan menjadi kesempatan baik bagi BOJ untuk menurunkan suku bunga. Hal ini bertujuan melemahkan mata uang yen.

"Saya pikir BOJ sedang menunggu kesempatan untuk menurunkan nilai yen. Kesempatan itu ada saat The Fed menaikkan suku bunga," ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (25/10).

Tren penurunan yen mulai terjadi setelah Perdana Menteri Shinzo Abe memgang tampuk kekuasaan pada akhir 2012 melalui pelonggaran moneter. Penurunan yen membantu kenaikan kinerja bursa domestik dan perusahaan, tetapi menurunkan ekspor dalam 12 bulan terakhir.

Komentar dari Takenaka seolah menjadi pesan bagi BOJ yang akan menjalankan rapat dewan gubernur pada 31 Oktober -- 1 November 2016. Pada rapat bulan sebelumnya, bank sentral berfokus mematok yield obligasi pemerintah sekitar nol dan menjaga suku bunga -0,1%.

Seperti diketahui, mata uang yen dianggap sebagai salah satu aset lindung nilai, seperti dolar AS dan emas. Namun, reli yen berimbas mengurangi biaya impor Negeri Sakura sekaligus membuat ekspor kurang kompetitif.

Selain itu, target inflasi 2% dari BoJ semakin jauh panggang dari api, sehingga pemerintah dan bank sentral sepakat untuk melakukan intervensi melalui stimulus.

Dukasopy dalam publikasi risetnya memaparkan dolar AS berhasil mengungguli yen sehingga nilai tukar kembali di atas level 104 per dolar AS. Dalam waktu dekat, harga akan meningkat menjadi 105 per dolar AS.

"Tren dominasi dolar terhadap yen sudah terjadi sejak akhir September. Tidak ada cara memecahkan tren ini. Untuk kembali di bawah level 104 kini tampak meragukan," tulisnya.

Secara teknikal, harga USD-JPY pada kuartal IV/2016 akan bergerak dalam rentang 102--108 per dolar AS dengan nilai tengah 105 per dolar AS. Adapun pada kuartal I--II/2017, nilai berada dalam kisaran 101--110 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper