Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Daewoo Securities : Trading Buy HMSP, Target Harga Rp4.710/Saham

Daewoo Securities Indonesia mengerek rekomendasi investasi terhadap saham emiten rokok PT HM Sampoerna Tbk. pasca realisasi kinerja perseroan hingga kuartal III/2016.
Pekerja PT HM Sampoerna Tbk melakukan aktivitas di pabrik sigaret kretek tangan (SKT) Sampoerna di Surabaya, Kamis (19/5/2016)./Antara
Pekerja PT HM Sampoerna Tbk melakukan aktivitas di pabrik sigaret kretek tangan (SKT) Sampoerna di Surabaya, Kamis (19/5/2016)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA--Daewoo Securities Indonesia mengerek rekomendasi investasi terhadap saham emiten rokok PT HM Sampoerna Tbk. pasca realisasi kinerja perseroan hingga kuartal III/2016.

Dang Maulida, analis Daewoo Securities Indonesia, menuturkan rekomendasi untuk saham HMSP dinaikkan menjadi trading buy dengan target harga hingga 12 bulan ke depan pada level Rp4.710 per lembar saham. Target harga baru itu merepresentasikan 15,4% capital gain dengan asumsi saham HMSP diperdagangkan pada 37,5 kali dari estimasi pendapatan sepanjang 2017.

Sebelumnya, Daewoo Securities merekomendasikan hold untuk saham produsen rokok A Mild ini dengan target harga Rp4.260 per lembar saham.

"Faktanya, HMSP merupakan emiten dengan kapitalisasi pasar paling besar di sektor rokok. Tetapi, harga saham HMSP menjadi kurang menarik karena kinerja yang lesu," tulisnya dalam riset, Selasa (25/10).

Berdasarkan kinerja kuartal III/2016, Daewoo Securities Indonesia merevisi turun estimasi pendapatan HMSP sepanjang tahun ini dari Rp98,7 triliun dengan tingkat pertumbuhan 10,8% menjadi Rp96,3 triliun atau naik 8,1% year-on-year.

"Tahun depan, kami proyeksi pendapatan HMSP tumbuh 11,1% menjadi Rp106,9 triliun dari proyeksi sebelumnya Rp108,4 triliun," ungkapnya.

Daewoo Securities menilai kebijakan penaikan tarif cukai yang lebih rendah pada 2017 merupakan titik terang bagi emiten rokok dan berpotensi mendongkrak kinerja sektor ini pada tahun depan.

Dari perspektif volume penjualan, imbuhnya, semua segmen rokok mengalami kontraksi. Sigaret keretek tangan paling tertekan dengan penurunan volume penjualan sebesar 5,8% yoy.

"Tarif cukai rokok yang tinggi pada tahun ini membuat emiten rokok, seperti HMSP, kesulitan mempertahankan volume penjualan," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper