Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Melesat 200%, BEI Suspensi Saham Bumi Resources (BUMI) Hari Ini

PT Bursa Efek Indonesia melakukan suspensi atas saham PT Bumi Resources Tbk. milik Grup Bakrie lantaran terus meroket dalam beberapa waktu terakhir.
BEI melakukan suspensi atas saham PT Bumi Resources Tbk./ILUSTRASI
BEI melakukan suspensi atas saham PT Bumi Resources Tbk./ILUSTRASI

Bisnis.com, JAKARTA- -PT Bursa Efek Indonesia melakukan suspensi atas saham PT Bumi Resources Tbk. milik Grup Bakrie lantaran terus meroket dalam beberapa waktu terakhir.

Eqy Essiqy, P.H. Kadiv Pengawasan Transaksi BEI, mengatakan sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham BUMI, BEI melakukan penghentian sementara saham BUMI dalam rangka cooling down.

"Penghentian sementara saham Bumi Resources pada perdagangan Selasa 25 Oktober 2016," katanya dalam pengumuman resmi, Senin (24/10/2016).

Penghentian sementara perdagangan saham BUMI tersebut dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai. Tujuannya, untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham BUMI.

Para pihak yang berkepentingan, sambungnya, diharapkan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan manajemen Bumi Resources.

Pada perdagangan Senin (24/10/2016), saham BUMI meroket 23,97% sebesar 29 poin ke level Rp150 per lembar. Saham BUMI ditransaksikan sebanyak 1,79 miliar lembar.

Imbal hasil saham BUMI dalam setahun terakhir mencapai 194,12% dan 200% sejak awal 2016. Dalam 52 pekan, saham BUMI berada pada rentang Rp50 per lembar hingga Rp150 per lembar.

Emiten sektor pertambangan batu bara itu memiliki kapitalisasi pasar Rp5,49 triliun. Saham BUMI tercatat telah bangkit dari level terendah Rp50 per lembar.

Bila dihitung dari level terendah Rp50 per lembar, saham BUMI tercatat telah melesat 200%. Peningkatan saham BUMI seiring dengan penguatan harga batu bara dunia.

Emiten yang dikenal sebagai saham sejuta umat itu mencatatkan penurunan rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar 96,3% year-on-year menjadi Rp270 miliar.

Direktur & Corporate Secretary BUMI Dileep Srivastava mengatakan hingga 30 Juni 2016, rugi bersih BUMI yang dapat diatribusikan kepada entitas induk mencapai US$20,8 juta, menipis 96,3% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya US$562,54 juta.

"Karena standar akuntansi baru, kami tidak mengkonsolidasikan PT Kaltim Prima Coal dan PT Arutmin Indonesia dalam laporan keuangan sejak 1 Januari 2015, tetapi ekuitas akun mereka termasuk di dalamnya," katanya kepada Bisnis.com.

Pendapatan BUMI merosot 40,45% menjadi US$12,77 juta pada semester I/2016 dari periode yang sama tahun sebelumnya US$21,49 juta. Perseroan tidak mencatatkan beban pokok pendapatan, sehingga laba kotor hanya terkoreksi 35,8% dari US$19,89 juta.

Beban usaha tercatat membengkak 7,9% menjadi US$14,54 juta dari US$13,47 juta. Akhirnya, BUMI menderita rugi usaha senilai US$1,68 juta dari sebelumnya laba US$6,41 juta.

Pendapatan lain-lain yang dicatat BUMI pada paruh pertama tahun ini mencapai US$207,62 juta. Padahal, sebelumnya BUMI mencatat beban lain-lain senilai US$166,84 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper