Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PENNY STOCK: IBPA Bakal Valuasi Kelompok Saham "Recehan"

Untuk meningkatkan likuiditas harga saham di bawah Rp50 (penny stock), Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) siap mengambil peran untuk memvaluasi harga kelompok saham tersebut.
Karyawan mamantau pergerakan harga saham melalui smartphone di Kantor Bursa Efek Indonesia Perwakilan Bandung, Jawa Barat, belum lama ini. /Bisnis.com
Karyawan mamantau pergerakan harga saham melalui smartphone di Kantor Bursa Efek Indonesia Perwakilan Bandung, Jawa Barat, belum lama ini. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Untuk meningkatkan likuiditas harga saham di bawah Rp50 (penny stock), Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) siap mengambil peran untuk memvaluasi harga kelompok saham tersebut.

Saat ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan sekitar 20 saham dengan harga Rp50 per saham. Direktur IBPA Wahyu Trenggono menuturkan pihaknya tengah berencana untuk mengambil peran khususnya untuk saham yang tidak likuid atau jarang ditransaksikan.

Wahyu mengungkapkan valuasi saham tidur oleh lembaga  IBPA telah dilakukan beberapa negara yakni Korea Selatan dan Jepang. Dia mengungkapkan bila ada saham tidur, maka IBPA akan menetapkan harga yang tepat sesuai dengan kondisi pasar.

"Pasar selalu bergerak naik dan turun, tapi ada saja saham yang tidak likuid. Nanti IBPA akan memvaluasi harga saham yang tidur," ungkapnya kepada Bisnis, Senin (24/10/2016).

Saham-saham yang masuk kategori penny stock ialah saham yang kurang likuid, memiliki spread bid-ask yang lebar, dan berkapitalisasi pasar kecil. Saham jenis ini mengandung spekulasi dan risiko yang tinggi.

Menurutnya, patokan yang ditetapkan untuk memvaluasi harga saham yang kurang likuid itu yakni kondisi saham perusahaan sejenis, sektor yang sama dan kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG). "Begitu pasar sedang tidak likuid, dampaknya harga efek akan diam, maka IBPA akan masuk ke sana," tuturnya.

Wahyu menjelaskan lembaga Bond Pricing Agency berada di negara-negara yang memiliki bond pricing yang belum bagus seperti Indonesia, Malaysia, Thailand dan Meksiko. Tugas IBPA, katanya, memvaluasi obligasi, sukuk dan efek lain untuk meningkatkan transaksi.

BEI kini tengah mengkaji untuk melepaskan harga saham minimal Rp50  per saham. Nantinya, harga penny stock itu akan dimasukkan dalam papan perdagangan khusus. Cara ini ditempuh BEI untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Efek Indonesia Alpino Kianjaya mengatakan penny stock akan dilepaskan sesuai dengan kondisi pasar. "Penny stock akan dilepaskan dan diarahkan kepada pasar," ungkap Alpino.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper