Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

3 Emiten Properti Ciputra Merger di Desember 2016

Tiga emiten properti Grup Ciputra menargetkan proses penggabungan PT Ciputra Surya Tbk. dan PT Ciputra Properti Tbk. ke dalam entitas PT Ciputra Development Tbk. bisa rampung pada akhir Desember 2016 mendatang.
Ciputra Group/Bisnis.com
Ciputra Group/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Tiga emiten properti Grup Ciputra menargetkan proses penggabungan PT Ciputra Surya Tbk. dan PT Ciputra Properti Tbk. ke dalam entitas PT Ciputra Development Tbk. bisa rampung pada akhir Desember 2016 mendatang. Merger diharapkan bisa meningkatkan efisiensi operasional dan struktur organisasi, peningkatan likuiditas saham di pasar modal, dan memperkuat rasio keuangan.

Dalam keterbukaan informasi yang diterbitkan ketiga perseroan, Senin (24/10/2016),  manajemen akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) untuk meminta persetujuan pemegang saham terkait rencana penggabungan atau merger pada 2 Desember 2016 mendatang. Bila tak ada aral melintang, akta penggabungan akan diteken pada 23 Desember 2016.

Dalam rencana penggabungan, Ciputra Development (CTRA) akan menjadi pihak yang menerima penggabungan. Sementara itu, Ciputra Surya (CTRS) dan Ciputra Properti (CTRP) akan menjadi pihak yang bergabung. Merger bisa berlangsung antara CTRA dengan CTRS dan CTRP. Skenario lain, merger bisa saja dilakukan oleh CTRA dengan salah satu antara CTRS dan CTRP.

Untuk diketahui, CTRA saat ini memiliki saham CTRS sebanyak 62,66%. Sebanyak 56,30% saham CTRP juga dimiliki CTRA. Hingga saat ini, laporan keuangan CTRS dan CTRP juga sudah terkonsolidasi ke dalam laporan keuangan CTRA. 

Dalam rencana merger, investor publik yang memiliki saham CTRS dan CTRP bisa menukar sahamnya dengan saham CTRA atau saham hasil entitas penggabungan. Rasio penukaran untuk investor saham CTRS sebesar 2,31 kali. sedangkan rasio konversi saham CTRP sebesar 0,54 kali.

Bila skenario CTRS dan CTRP telah melebur ke dalam entitas CTRA, susunan pemegang saham akan berubah dengan porsi investor publik atau masyarakat menjadi 74,5% sedangkan sisanya dimiliki PT Sang Pelopor. Porsi saham publik akan lebih kecil bila merger hanya terjadi antara CTRA dengan salah satu di antara CTRS dan CTRP.

Manajemen menyebut, merger akan meningkatkan efisiensi struktur organisasi dan operasional. Penggabungan juga akan menjadikan CTRA sebagai salah satu pengembang properti terbesar di Indonesia dengan cadangan lahan mencapai 6.250 hektare. Sementara itu lokasi proyek tersebar di 33 kota dengan 76 jenis pengembangan properti.

Di sisi lain, merger juga akan meningkatn ekuitas yang diatribusikan bagi pemilik induk sebesar 37,75% menjadi Rp11,72 triliun. Laba per saham juga akan naik Rp1 atau 6,25% menjadi Rp17.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper