Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEI Bidik Pemodal Individu (SID) Tumbuh 21% Hingga Akhir 2016

Bursa Efek Indonesia membidik jumlah single investor identification hingga akhir tahun ini sebanyak 525.269 atau tumbuh 21% hingga akhir 2016.
Bursa Efek Indonesia/Reuters-Iqro Rinaldi
Bursa Efek Indonesia/Reuters-Iqro Rinaldi

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia membidik jumlah single investor identification hingga akhir tahun ini sebanyak 525.269 atau tumbuh 21% hingga akhir 2016.

Irmawati Amran, Kepala Divisi Pengembangan Investor Bursa Efek Indonesia, mengatakan pertumbuhan jumlah single investor identification (SID) pada tahun ini diperkirakan sebesar 21% dari akhir 2015.

Per Desember 2015 jumlah SID sebanyak 434.107. "Penambahan SID akan kami lakukan lewat menggelar berbagai acara dan edukasi," katanya, Jumat (21/10/2016).

Saat ini, Bursa Efek Indonesia mengadakan Investment Festival (Investival) 2016 di 21 kota di Indonesia, termasuk Jayapura, Manado, Aceh, dan Kendari. Di Jakarta, gelaran tersebut berlangsung sejak Jumat (21/10) hingga Minggu (23/10).

Irma mengatakan Investival di Mal Taman Anggrek, Jakarta membidik 2.500 pengunjung. Acara itu menghadirkan 35 booth yang berasal dari 22 anggota bursa, tujuh manajer investasi, self regulated organization (SRO), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Menurut Irma, sepanjang sejak Juli 2015 hingga September 2016 pertumbuhan jumlah SID mencapai 30%. Per September jumlah SID sebanyak 505.911. SID domestik sebanyak 98% atau 494.348, sekitar 98,92% atau sebanyak 489.043 SID merupakan SID individual. Sisanya, sebanyak 2% merupakan SID investor asing.

Untuk menambah jumlah investor baru, Bursa Efek Indonesia giat mendirikan galeri investasi. Tahun ini bursa sudah mendirikan 80 galeri investasi. Maka, total galeri investasi sebanyak 216 yang tersebar di 209 perguruan tinggi. Bursa juga mendirikan lima pusat informasi go public, berada di Jakarta, Medan, Bandung, Semarang, dan Surabaya.

Alpino Kianjaya, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Efek Indonesia, mengatakan perlu edukasi kuat soal pasar modal kepada masyarakat. Selama ini masyarakat belum memahami instrumen investasi berupa saham dan reksadana.

"Ada satu instrumen investasi yang sangat menjanjikan di masa depan, yakni saham dan reksadana. Dengan Investival, masyarakat bisa benar-benar melek inklusi keuangan, terutama saham di Bursa Efek Indonesia. Ini bebas dari investasi bodong yang merugikan," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper