Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NILAI TUKAR RUPIAH: Berfluktuasi Sepanjang Perdagangan, Rupiah Ditutup Stagnan

Rupiah ditutup tidak berubah di level Rp13.008 per dolar AS setelah diperdagangkan pada kisaran Rp12.984 Rp13.018 per dolar AS.
Karyawan menata uang rupiah di cash center sebuah bank./JIBI-Abdullah Azzam
Karyawan menata uang rupiah di cash center sebuah bank./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah ditutup stagnan pada perdagangan hari ini, Kamis (20/10/2016).

Rupiah ditutup tidak berubah di level Rp13.008 per dolar AS setelah diperdagangkan pada kisaran  Rp12.984 – Rp13.018 per dolar AS.

Rupiah sebelumnya juga dibuka menguat walau tipis sebesar 0,03% atau 4 poin di Rp13.004 per dolar AS dan terus berfluktuasi sepanjang perdagangan.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menilai sebelumnya rupiah terus menguat bersamaan dengan kurs di Asia sejalan dengan berkurangnya sentimen negatif di pasar global.

Tetapi fokus juga terbagi ke ECB meeting dan RDG BI hari ini. 

Pergerakan rupiah hari ini terjadi di saat mata uang lainnya di Asia Tenggara yang bergerak melemah.

Dolar Singapura terpantau terdepresiasi 0,17%, baht Thailand melemah 0,39%, ringgit, Malaysia turun 0,01%, dan peso Filipina melemah 0,19%.

Sementara itu, US Dollar Index yang memantau pergerakan mata uang dolar AS terhadap mata uang utama lainnya terpantau menguat 0,01 poin atau 0,01% ke 97,929 pada pukul 16.04 WIB.

Bersamaan dengan penutupan perdagangan pasar modal hari ini, Bank Indonesia baru saja memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuannya BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi pada level 4,75%.

Suku bunga Deposit Facility turun 25 basis poin menjadi sebesar 4% dan Lending Facility turun sebesar 25 basis poin menjadi 5,50%, berlaku efektif sejak 21 Oktober 2016.

Kepala Departemen Komunikasi BI Tirta Sagara mengatakan Bank sentral meyakini bahwa pelonggaran kebijakan moneter sejalan dengan stabilitas makroekonomi khususnya inflasi mendekati batas bawah 3%-5%, defisit transaksi berjalan yang lebih baik dari lerkiraan, surplus neraca pembayaran lebih besar, dan nilai tukar rupiah yang stabil.

"Diyakini semakin memperkuat dorongan domestik termasuk kredit sehingga mendorong momen pertumbuhan ekonomi," ucapnya, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (20/10/2016).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper