Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PPRO Bidik Rp1,5 Triliun dari Rights Issue

PT PP Properti Tbk. membidik dana segar sebanyak Rp1,5 triliun lewat penerbitan saham baru atau rights issue yang akan digelar pada kuartal I/2017
PT PP Properti Tbk/bumn.go.id
PT PP Properti Tbk/bumn.go.id

Bisnis.com, JAKARTA - PT PP Properti Tbk. membidik dana segar sebanyak Rp1,5 triliun lewat penerbitan saham baru atau rights issue yang akan digelar pada kuartal I/2017.

Indaryanto, Direktur Keuangan PP Properti mengatakan sebanyak Rp1 trliun merupakan suntikan modal dari induk, PT PP (Persero) Tbk. Adapun, sisanya sebesar Rp500 miliar diharapkan berasal dari investor publik. "Injeksi capital dari induk itu agar komposisi [pemilikan] saham tetap 65% dan publik 35%," ujarnya kepada Bisnis.com, Rabu (19/10/2016).

Dalam catatan Bisnis.com, jumlah modal yang akan disuntik ke PP Properti ini lebih tinggi dari rencana semula sebesar Rp500 miliar. Dana tersebut merupakan penyertaan modal negara (PMN) untuk penyediaan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Sebagaimana diketahui, PTPP juga berencana menggelar rights issue dengan perkiraan pelaksanaan pada November 2016. Dalam prospektus yang diterbitkan PTPP, saham baru yang akan diterbitkan mencapai 1,77 miliar. Adapun, estimasi perolehan dana dari aksi korporasi ini mencapai Rp4,4 triliun.

Indaryanto mengatakan, dana hasil penerbitan saham baru akan digunakan untuk ekspansi bisnis, baik di segmen komersial maupun segmen menengah ke bawah. Namun, dia mengaku alokasi belanja modal per segmen masih dikaji.

Dalam perdagangan Rabu (19/10/2016), saham PP Properti ditutup menguat 0,36% ke level Rp1.405 setelah bergerak di kisaran Rp1.395--Rp1.425. Selama tahun berjalan, saham berkode PPRO naik 689,33% sedangkan secara tahunan meningkat 873,37%.

Lonjakan harga saham PPRO membuat PP Properti menjelma menjadi emiten properti dengan kapitalisasi ketujuh terbesar di sektor properti dan real estat. Per 19 Oktober 2016, kapitalisasi pasar emiten yang memulai debut di pasar modal pada 19 Mei 2015 itu mencapai  Rp19,66 triliun.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper