Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bahana Prediksi Pelonggaran Moneter Masih Berlanjut Hingga Akhir 2017

Setelah suku bunga acuan BI terpangkas hari ini, Bahana Securities memprediksi ruang pelonggaran moneter masih berlanjut hingga akhir 2017.nn
Kantor Bank Indonesia di Jakarta/Reuters-Iqro Rinaldi
Kantor Bank Indonesia di Jakarta/Reuters-Iqro Rinaldi

Bisnis.com, JAKARTA -- Setelah suku bunga acuan BI terpangkas hari ini, Bahana Securities memprediksi ruang pelonggaran moneter masih berlanjut hingga akhir 2017.

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada Kamis (20/10/206) memutuskan untuk memotong suku bunga acuan BI 7-day repo rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,75% untuk mendorong pertumbuhan kredit yang pada akhirnya akan menopang pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi ke depan. Langkah ini sejalan dengan perkiraan Bahana Securities bahwa ruang pelonggaran moneter masih terbuka.

Ekonom Bahana Securities Fakhrul Fulvian mengatakan dengan langkah yang diambil BI hari ini, dia yakin ruang pelonggaran moneter masih berlanjut hingga akhir 2017.

"Dengan inflasi yang stabil rendah hingga akhir tahun, rupiah yang menguat, serta neraca perdagangan yang menunjukkan perbaikan, ruang pelonggaran masih ada," katanya dalam siaran pers yang terbit pada Kamis (20/10/2016).

Bahana memperkirakan inflasi pada 2016 berada di level 3,3%, sejalan dengan perkiraan Bank Indonesia mendekati batas bawah target sasaran inflasi antara 3% hingga 5%.

Dari sisi neraca perdagangan, menurut Bahana, defisit neraca perdagangan yang terburuk sudah terlampaui dan saat ini perdagangan Indonesia memasuki tahap perbaikan.Bank Indonesia menyatakan pemulihan ekonomi di Eropa dan India diperkirakan bertumbuh lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, walau ekonomi AS diperkirakan tumbuh lebih lambat daripada yang diperkiraan.

"Untuk pertama kalinya setelah beberapa kali RDG, BI menyinggung tentang positifnya perkembangan pertumbuhan di India. Ini menandakan adanya beberapa hal positif yang mulai terbangun," kata Fakhrul.

Dalam rilis hari ini BI sudah mengganti pernyataannya tentang perekonomian global menjadi "pemulihan ekonomi global masih berlangsung lambat dan tidak merata".

Menurut Fakhrul, hal ini menunjukkan sesungguhnya ada optimisme ekonomi yang tengah terbangun.Data IMF pada Juni 2016 menunjukkan total nilai perdagangan dunia melambat sebesar 3,95% secara tahunan, dibandingkan dengan posisi Desember 2015, melambat sebesar 13,3% secara tahunan. Adapun, volume perdagangan dunia melambat 3,4% secara tahunan dibandingkan dengan posisi Desember yang melambat 11,4%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper